Jumat, 17 November 2023

TATU JERU

 SIJI

Apa ora kesel sewiwimu
dadi manuk mabur mrana-mene
ora pang ora uwit, susuhmu angin
kang tumiyub nggawa bleduging mangsa katiga
mawur-mawur mbuntel separo atimu
separone isih dikekep anakmu
kang kebak pengarep-arep
tanpa bisa ngucapake
saking akehe lelakon kang seret mandeg ana gulu
guyu-guyumu seru supaya tangise ati ora keprungu
nanging telenging mata ora isa goroh
najan garing tatu kui wis nabet
nggaris sadawaning laku
kejaba yen..

(crita kang kapunggel, jalaran ati kebacut tugel)

 

LORO

Becike Kowe bali mulih, sakwuse wisuh sikilmu terus mapan turu, Kowe lan bojomu, ditengahi anakmu. Kowe lan bojomu ngenteni anakmu turu.
Kowe sakloron tumandang gawe, ngesokke rasa kang njombla-njombla kaya ombaking segara. Duwe sithik rasa kuwatir yen anakmu nglilir. Kowe lan bojomu pungkasane kesel, ananging kebak rasa marem. sinambi ngantuk nglirik praupane ankamu kang isih angler, ngrasa aman lan ayem. Kowe sakloron uga turu kepati ora krungu kluruking jago kang gugah-gugah srengenge supaya enggal-enggal madhangi atimu lan bojomu kang sawengi kalegan.
Ngerti-ngerti kowe dipapag eseme anakmu kang wus ndhisiki tangi, ngertine dheweke sadurunge merem bapak lan ibune ngancani lan nalika nglilir bapak lan ibune uga isih ana sandhinge. Ora ngerti perang apa wengi iku kang wus dumadi. Dheweke mung kelingan impine diajak bapak ibune mlaku neng taman, dikanthi kiwa tengen dening bapak ibune. Endah banget.
(crita cekak kang banget cekake kaya cupeting panggagas)


TELU
kena uga luputku kang luwih akeh
aku luput nyampirke pengarep-arepku ana pundhakmu
dudu emas lan mutiara dudu kraton kang magrong-magrong
aku mung kepingingin lungguh sajeroning atimu
aku mung ngugemi uni
nanging panejengan Kowe cidra ing janji
banjur ati endi kang ora dadi mawa
kanyata atimu isih ana kang kanggo wong liya
ora pelu digetuni
kabeh wus garing rampung ginaris
manungsa hamung nglakoni
bejane wong kang eling
tiwas tuwasing saguh
lilanana aku pamit
andum slamet, tutupen tulis iki rapet-rapet
suk yen wus wayahe
gendhuk lan thole kareben ngerti dhewe
ong ong ong...
blong blong blong...
(saiki lebokno genthong, simpenen neng senthong)
14 November wektu srengenge wus therong-therong

Selasa, 07 Februari 2017

FLAT EARTH ADALAH JALAN (MERASA) BAHAGIA

Flat Eart , Poeple Power adalah Jalan (merasa) Bahagia
saya rasa kok sulit, jika paham flat earth akan melahirkan sebuah ilmu pengetahuan yang bisa diamalkan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
memang paham tersebut tidak bertujuan untuk ilmu penegatahuan. namun paham ini adalah jalan untuk merasa bahagia. sehingga ini cocok sekali bagi orang-orang yang dalam kehidupannya ada masalah atau hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungan, merasa tidak bahagia, kurang berarti, merasa sepi, sendiri ataupun perasaan kurang dalam hal-hal lain, orang-orang semacam ini banyak bisa muncul dari para penganggur sampai para profesiaonal yang tiap hari sibuk, bisa dari orang yang kemampuan berfikir biasa saja sampai orang yang kemampuan berfikirnya lebih tinggi. bisa dari kalangan awam ataupun orang-orang dengan religiusitas tertentu ataupun lainnya.
SADARI DULU ADA KESALAHAN BARU PELAJARI FLAT EARTH
kalimat ini adalah pintu gerbang untuk merasa bahagia. tanpa kalimat tersebut siapapun tidak akan bisa masuk menjiwai paham flat earth tersebut.
dengan kata lain sugestilah dirimu terlebih dahulu sampai engkau merasa bahwa di semua lingkunganmu ada banyak sekali kejanggalan kesalahan di semua level tingkatan, sampai mengerucut kesalahan asal terbesarnya ada di puncak piramida yaitu elit global dan bentuk kesalahanya adalah "mengatakan bahwa bumi itu bulat". sugesti ini harus diulang-ulang dengan melihat video-video mereka ataupun saling mensugesti sesama "pencari kebahagian".
kemudian kegiatan bisa dilanjutkan dengan membaca atau membicarakan penemuan-penemuan para ahli ataupun kegiatan-kegiatannya, tidak usah kuatir akan kekurangan bahan, lihat saja publikasi-publikasi NASA misalnya maka bahan akan melimpah, yang penting bacalah dan perbincagkan dengan tidak semestinya sehingga sugesti awal "bahwa selama ini ada kesalahan" semakin kuat dan mengakar di bawah sadar.
langkah selanjutnya perbincangan tersebut bisa anda tertawakan atau merasa heran, membodoh-bodohkan atau bahkan sampai anda kutuk ataupun bentuk ekspresi lain intinya ketidak setujuan, anti pati atau semacamnya. tahap ini bisa dibarengi dengan halusinasi "hal-hal tersebut salah total mestinya hal tersebut begini dan begitu"
maka saat itulah anda akan merasa mempunyai eksistensi yang melebihi lingkungan anda sendiri, merasa tercerahkan, merasa penting bagi kehidupan merasa sebagai penyelamat dunia karena seolah merasa eksistensinya berdiri sejajar dan berhadap-hadapan dengan orang atau pihak yang penting dan berpengaruh di kehidupan maka sensasinya adalah anda merasa bahagia.
jika sudah berhasil dalam rangkaian ritual mencari kebahagian tersebut sekali, maka untuk bisa bisa merasakan kebahgaian tersebut selanjutnya bisa langkah-langkah tersebut diulangi secara terus-menerus, tentu saja dengan bahan materi yang berbeda untuk dipahami dengan tidak semestinya untuk ditertawakan dan dikutuk sampai menemukan eksistensi dan kebahagian yang selama ini kering. begitu dan seterusnya.
jadi jangan berharap lahir sebuah ilmu pengetahuan yang bisa diamalkan apa lagi diajarkan apatah lagi sampai melahirkan peradaban.
jadi memang sepertinya orang-orang yang mengajak berdiskusi, menunjukkan keanehan-keanehan paham tersebut adalah orang-orang yag mengganggu kebahgian orang lain saja.
ini hanya opini bukan kitab suci.
Sebelumnya saya tulis di :
1. https://m.facebook.com/groups/1625583391092314?view=permalink&id=1744840522499933&comment_id=1744863532497632&_rdr#1744863532497632
2 . https://m.facebook.com/groups/1080608715361552?view=permalink&id=1256292237793198&comment_id=1256314641124291&_rdr#1256314641124291

Selasa, 31 Januari 2017

WACANA BUMI DATAR DAN ARAH QIBLAT

selain gerhana yang akan tetap menjadi blunder dan tidak akan terpecahkan bagi konsep FE adalah masalah qiblat.
semua sepakat qiblat adalah ka'bah, Alloh telah menyediakan sebuah sarana alamiah untuk mengetahui arah qiblat tersebut yaitu denga adanya peristiwa istiwaul a'dhom. di mana ada saat matahari berada di atas ka'bah dan terjadi 2 kali dalam setahun.
kemudian nalar bumi datar mempertanyakan jika bumi bulat bukankah bisa semua arah menghadap qiblat, karena misal ke timur jika diteruskan maka akan sampai barat dan seterusnya.
hal tersebut terjawab, bahwa konsep arah qiblat adalah sudut yang terbentuk oleh lingkaran bujur lokasi tersebut dan lingkaran yang menghubungkan lokasi tersebut dengan ka'bah dalam jarak terpendek. sehingga permaslahan selesai.
sudut tersebut bisa dihitung dengan kaidah trigonometri bola, yang hasilnya konsisten dengan pengukuran denga peristiwa istiwaul a'dhom tadi. bahkan dengan mengetahui orbit bumi (orbit matahari jika dilihat dari bumi) bisa dihitung juga kapan azimuth (arah) matahari yang berhimpit dengan azimuth (arah) qiblat secara harian dengan syarat dan kaidah perhitungan tertentu yang hasilnya tetap konsisten.
Sehingga juga tidak perlu muncul pertanyaan naif dan mengada-ada semisal bagaimana bisa lurus ke ka'bah jika buminya melengkung. toh faktanya memang permukaan bumi tidak rata, sehngga orang yang sholat di kawasan lembah juga tidak perlu mendongak, orang yang sholat di gedung yang tinggi, di pegunungan atau di pesawat terbang juga tidak perlu tengkurap.
sementara jika bumi datar, maka hasil perhitungan arah qiblat suatu lokasi bisa melenceng jauh dengan sebenarnya.
belum lagi dengan konsep peredaran matahari berputar di atas bumi datar, menjadi mustahil menemukan konsep waktu lain yang azimuth matahari berhimpit dengan arah qiblat suatu lokasi.
sementara bahwa peristiwa istiwaul a'dhom tersebut hanya terjadi dua kali dalam setahun, jika tidak ada cara lain maka konsep semacam ini menjadi konsep beku dan tidak bisa berkembang dan tidak bisa menjawab kebutuhan penganutnya
belum lagi bahwa matahari secara nyata hanya mampu menyinari separuh permukaan bumi. artinya pengukuran arah qiblat dengan matahari tersebut hanya berlaku dan bisa dpraktekkan separuh wilayah permukaan bumi. maka hanya separuh bumi yang bisa menentukan arah qiblatnya jika dengan konsep bumi datar. lagi-lagi konsep tersebut tidak mampu menjawab kebutuhan penganutnya.
bagaimana jika bumi bulat ?
karena bumi bulat maka lingkaran jalur qiblat yang menghubungkan suatu lokasi dengan kakbah sekaligus melewati suatu titik yang disebut ANTIPODA ka'bah yatu titik dengan nilai lintangnya berlawanan dengan lintang ka'bah dan nilai bujurnya berselisih 180 derajat dari ka'bah.
ketika matahari berada di atas ka'bah maka arah (azimuth) matahari adalah arah qiblat bagi siapa saja yang bisa melihat matahari saat itu, sementara semua bayangan dari benda yang berdiri tegak menagarah ke titik Antipoda. jika dibalik maka saat matahari berada tepat di atas titik antipoda maka setiap bayangan benda yang berdiri tegak akan menuju ka'bah.
ketika matahari di atas ka'bah hanya separuh bumi yang bisa menyaksikan, begitu juga ketika matahari berada di atas titik antipoda adalah separuh bumi yang lain yang bisa menyaksikan.
sebagaimana peristiwa istiwaul a'dhom terjadi dua kali dalam setahun, begitu juga periwa matahari tepat di atas antipoda juga dua kali dalam setahun.
secara konsep hanya di titik inilah yang semua arah adalah arah qiblat karena semua arah jaraknya sama ke ka'bah. sebuah hikmah dari Yang Maha Mengatur sendiri bahwa titik antipoda berada di laut lepas dan bukan kawasan berpenduduk
dengan demikian dalam konsep bumi bola seluruh permukaan bumi bisa menentukan arah qiblatnya dengan petunjuk matahari.
dan konsep tersebut tidak mungkin terjadi dalam konsep bumi datar.
kesimpulannya konsep bumi bola lebih aplikatif menjawab keebutuhan penganutnya sementara konsep bumi datar tidak bisa.
keputusan tetap masing-masing pribadi. ya monggo saja.

Sabtu, 05 Maret 2016

MENYAMBUT GERHANA MATAHARI TOTAL RABU PON 9 MARET 2016




HISAB GERHANA UNTUK YOGYAKARTA :
HARI, TANGGAL    :Rabu Pon, 9 Maret 2016 M
NAMA LOKASI       : MLANGI YOGYAKARTA, INDONESIA
KOORDINAT          :7° 45’ 38,00’’ S 110° 19’ 49,00’’ T
ZONA WAKTU        :GMT +7 (WIB)
KEADAAN GERHANA   :GERHANA SEBAGIAN
AWAL GERHANA        : 06:20:43,244 WIB tinggi = 8° 22’ 57,44’’ azimut = 93° 21’ 28,75’’
TENGAH GERHANA    : 07:23:43,499 WIB tinggi = 23° 58’ 33,51’’ azimut = 91° 23’ 17,74’’
AKHIR GERHANA        : 08:35:30,236 WIB tinggi = 41° 45’ 20,95’’ azimut = 88° 57’ 23,57’’
DURASI GERHANA     : 02:14:46,992
MAGNITUDO              :0,850078393891958  (85%)

GERHANA ZAMAN NABI
              

Sholat gerhana zaman nabi
Sejak disyari'atnya sholat gerhana sampai beliau wafat, Rosululloh SAW melakukan sholat gerhana hanya dua kali. Yang pertama saat gerhana bulan, 14 Jumadal Akhiroh 4 H. yang bertepatan dengan 20 Nopember 625 M. dan yang kedua saat gerhana matahari, 29 Syawal 10 H. yang bertepatan dengan 27 Januari 632 M.


Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Ismail bin Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al Anshori, Beliau berkata “ terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrohim putera Rosulillah Shollallahu ‘alaihi wasallam”, maka manusia berkata” telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrohim”, maka  berkatalah Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam “Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya adalah tanda-tanda kekuasaan Alloh. Tidaklah terjadi gerhana keduanya Karena wafat maupun hidupnya seseorang, maka apabila kalian melihat demikian itu, maka segeralah berdzikir dan sholat”. (Bukhori-Muslim dll).
                                               

PANDUAN SINGKAT SHOLAT GERHANA MATAHARI (SHOLAT KUSUF)
Hukum : sunnah muakkad
Waktu : saat mulai terjadi gerhana sampai selesai gerhana, atau matahari terbenam meski dalam keadaan gerhana. Jika gerhana bulan waktu juga dianggap habis saat matahari terbit. Bukan fajar.

PRAKTEK SHOLATNYA.
Niat+takbiratulihram - dzikir iftitah - ta'awwudz - fatihah -surah - ruku'+takbir - bangun dari ruku'+samiallahu dst… - fatihah - surah - ruku' - i'tidal - sujud dua kali…
1.      Dilakukan seperti solat biasa juga sah.
2.      Bacaan dalam solat gerhana matahari secara sirr tidak seperti gerhana bulan atau solat jumah.
3.      Jika waktu habis ditengah solat, solat tidak batal.
4.      Disunnahkan berjamaah.
5.      Jika makmum datang terlambat dan tidak berkesempatan bertumakninah bersama imam di ruku' pertama, maka artinya dia telah ketinggalan direkaat tersebut dan mesti menggantinya nanti setelah imam salam.
6.      Bacaan surahnya yang panjang seperti albaqarah. Ini disunnahkan meski semua makmum kurang atau tidak berkenan.
7.      Dianjurkan berpakai seperti biasa. Tidak perlu "wah" dan tampil beda. Kata kitab fiqh disebutkan : FI TSIYAABIN BADZLAH
8.      Sebelum berangkat mandi dulu. Ini sunnah. Tidak perlu potong rambut atau kuku karena memang tidak sunnah.
KHUTBAH
1.      Bagi yang berjamaah disunnahkan khutbah, meski waktu gerhana habis.
2.      Bagi munfarid tidak usah khutbah.
3.      Materi khutbah di luar perintah taqwa adalah tentang memberi semangat berbuat kebajikan seperti sedekah dan lain lain, juga perintah bertaubah.
4.      Mengawali khutbah gerhana dianjurkan dengan istighfar 9 kali di awal khutbah pertama, dan 7 kali diawal kutbah kedua, "kata sebagian ulama"

Muhammad Wasil , dari berbagai sumber
Mlangi, 4 Maret 2016
 

bila ingin menyimpan bisa ambil di SINI

Minggu, 20 September 2015

PERCOBAAN FALAKIYAH MENCARI NILAI LINTANG DAN BUJUR DI SUATU TEMPAT DENGAN AZIMUT MATAHARI




PERCOBAAN FALAKIYAH
MENCARI NILAI LINTANG  DAN BUJUR DI SUATU TEMPAT
                        DENGAN AZIMUT MATAHARI                            

Sekarang untuk mendapatkan data lintang dan bujur dari suatu lokasi dapat dilakukan secara mudah, bahkan dengan perangkat androidpun bisa. Namun kali ini saya ajak untuk melakukan sebuah percobaan kecil dengan peralatan yang sederhana  dengan tujuan sama dan sekaligus lebih memahami  fenomena falakiyah keseharian.
Alat-alat yang harus dipersiapkan
1.       Sebuah penunjuk waktu yang akurat dan sudah dikalibrasi
2.       Sebuah tongkat
3.       Beberapa paku
4.       Penggaris/meteran
5.       Daftar deklinasi 
6.       Kalkulator atau alat hitung lainnya

Persiapan
1.       Tentukan  sebuah hari yang sekira cuaca hari tersebut cerah
2.       Carilah tempat yang datar dan terbuka sekira cahaya matahari tidak terhalang  paling  tidak dari jam 6 pagi sampai dengan tengah hari.
3.       Persiapkan alat-alatnya

Kegiatan
Jam  05 :00  pagi                                : siap di lokasi kegiatan
Jam  05 :05  pagi                                : kalibrasi pewaktu , bisa dengan jam , hape computer/laptop/tablet dll
Jam  05 :30 pagi                                 : tancapkan tongkat
Jam  05 :55 pagi                                 : pengamatan  pertama, perhatikan ujung bayangan tongkat
Jam  05 :59 pagi                                 : persiapan penandaan
Jam  06 :00 pagi                                 : ujung bayangan tongkat ditandai paku
Jam  09 :55 pagi                                 : pengamatan  kedua, perhatikan ujung bayangan tongkat
Jam  09 :59 pagi                                 : persiapan penandaan
Jam  10 :00 pagi                                 : ujung bayangan tongkat ditandai paku
Jam  10 :05 pagi                                 : tarik garis antara paku pertama dengan tongkat dan ukur panjangnya
           kemudian dicatat
          : tarik garis antara paku kedua  dengan tongkat dan ukur panjangnya
            kemudian dicatat
           tarik garis antara paku pertama dengan paku kedua, garis ini
           menunjukkan arah  barat dan timur.
          Tarik garis dari tongkat dan memotong siku-siku di garis barat timur.
          Tandai titik potong tersebut  dengan paku ke tiga.
          Ukur juga panjang  dari paku pertama ke paku ke tiga, 
          paku ke dua  kePaku ke tiga, juga dari tongkat ke paku ke tiga.

Jam 11:00 – 12:00                             : amati pas tengah hari saat bayangan tongkat berhimpit dengan  garis
          Utara selatan, kemudian catat jamnya
          Sholat dhuhur
Jam  13 :05 - slesai                            : melakukan perhitungan  dari data yang didapat



 Proses perhitungan         
1.     Menghitung sudut azimuth pada saat pengamatan





 



Azimuth diturunkan dari sudut  di paku pertama  maupun paku ke dua. Dalam gambar adalah sudut di titik A dan sudut di titik B
Sin A = OC/ OA atau Cos A =AC/OA
Sin B = OC /OB atau cos B = BC/OB
Setelah ditemukan besaran sudut A maupun sudut B maka untuk menurunkan menjadi sudut azimuth saat pengamatan maka aturannya sebagai berikut:
Bila matahari berada di utara tongkat seperti dalam gambar, maka azimuthnya adalah 90 – A untuk pengamatan jam 06:00 dan 90 – B untuk pengamatan jam 10:00.
Sedangkan jika matahari berada di selatan tongkat maka azimuthnya adalah 90 + A untuk pengamatan jam 06:00 dan 90+ B untuk pengamatan jam 10:00.


2.       Mengambil data deklinasi matahari dan perata waktu
Hitunglah deklinasi matahari serta perata waktunya untuk jam 06:00, jam 10:00 maupun saat tengah hari/transit dengan table atau kalkulator, computer maupun mengambil dari internet.
3.       Menghitung selisih antara jam transit dan jam pengamatan untuk kemudian dijadikan sudut waktu.
Untuk mendapatkan sudut waktu maka bisa ditempuh langkah berikut :
Sudut waktu pengamatan pertama  t1 = 15 *(jam transit – 06:00)
Sudut waktu pengamatan ke dua  t2 = 15 *(jam transit – 10:00)
Karena pengamatan dilakukan sebelum tengah hari maka sudut waktu t1 maupun t2 diberi nilai negative

4.       Menghitung lintang Lokasi
etelah mendapatkan data sudut azimuth,  deklinasi matahari dan sudut waktu maka jika digambarkan dalam segitiga bola langit hasilnya adalah semacam gambar berikut :





Gambar tersebut adalah gambar belahan langit timur dan juga dlihat dari timur. Lokasi pengamatan di selatan katulistiwa, sementara matahari sedang berada di utara katulistiwa/ekuator. Segitiga bola yang pentig adalah segitiga ZMKU.
Data yang sudah didapat adalah t yang merupaka sudut di KU,  azimuth yang merupakan sudut di Z dan deklinasi matahari (d) yang merupakan jarak mM. sementara jarak MKU adalah komplemen dari mM  atau 90 – d.
ika diperjelas gambar segitiga yang dimaksud adalah sebagai berikut:



Dengan demikian dari enam unsur  dalam segtiga bola ZMKU, tiga unsur yang sudah diketahui :
Sudut Z
Sudut KU
Jarak MKU yang merupakan komplemen deklinasi
Sedangkan yang dicari adalah lintang lokasi (j) yaitu jarak ZP. ZP bisa diketahui  dari jarak ZKU.  Dan nilai (j) adalah 90 – ZKU. Seperti dalam gambar karena lokasi berada di selatan katulistiwa maka nilai yang didapat adalah negative.
Secara prinsip sebuah segitiga bola bila tiga unsur sudah diketahui maka unsur-unsur yang lain dapat dihitung. Begitu juga segitiga ZMKU ini.
Dengan aturan sinus bisa diturunkan  persamaan berikut ini :


Sampai di sini sudah empat unsur bisa diketahui nilainya, meskipun begitu belum bisa dilakukan perhitungan ZKU secara langsung. Maka untuk memudahkan perhitungan selanjutnya  kita bisa membuat garis bantu yaitu busur yang menghubungkan titik M ke busur ZKU secara tegak lurus, titik potong tersebut missal kita beri notasi B seperti tampak dalam gambar berikut ini:




Selanjutnya kita sekarang mempunyai dua buah segitiga siku-siku yaitu segitiga ZBM dan segita MKUB. Karena MKU dan sudut KU sudah diketahui maka KUB bisa dihitung, begitu juga ZM dan sudut Z sudah diketahui maka ZB juga dapat dihitung.
Persamaan persamaannya adalah sebagai berikut :




Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan ZB dan KUB  untuk mendapatkan nilai ZKU


Dengan proses perhitungan di atas nilai ZP atau lintang lokasi tersebut bisa diketahui. Lakukan proses seperti di atas dengan input data pengamatan jam 06 : 00 dan 10 : 00. Secara teoritis seharusnya menghasilkan nilai sama namun bisa saja terjadi kurang akurat dalam penandaan dan pengukuran maupun proses pengambilan data , sehingga bisa saja menghasilkan nilai yang berbeda sama sekali. Kalau hal tersebut terjadi maka prosesnya bisa diulang. Jika hanya berselisih sangat kecil maka bisa diambil nila rata-ratanya.
Sementara untuk mendapatkan nilai bujur lokasi tersebut bisa dilakukan dengan rumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
l = 180 – (UT + PW ) 
UT diambil dari jam saat matahari transit atau tengah hari.
Tentu saja untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat percobaan ini agar dilakukan beberapa kali di bulan-bulan yang berbeda kemudian hasilnya dirata-rata sehingga mendpatkan tingkat kesalahan yang lebih rendah.  Wallohu a’lam selamat mencoba . 20 September 2015 09:30 WIB
=============================================================================
Muhammad Wasil
Penyuka ilmu falak dan hisab
Mlangi  RT 04 /32 Nogotirto Gamping
Sleman Yogyakarta
55292
085747111744 
bila ingin menyimpan tulisan ini dalam format pdf silakan ambil di sini atau di sini