Minggu, 20 September 2015

PERCOBAAN FALAKIYAH MENCARI NILAI LINTANG DAN BUJUR DI SUATU TEMPAT DENGAN AZIMUT MATAHARI




PERCOBAAN FALAKIYAH
MENCARI NILAI LINTANG  DAN BUJUR DI SUATU TEMPAT
                        DENGAN AZIMUT MATAHARI                            

Sekarang untuk mendapatkan data lintang dan bujur dari suatu lokasi dapat dilakukan secara mudah, bahkan dengan perangkat androidpun bisa. Namun kali ini saya ajak untuk melakukan sebuah percobaan kecil dengan peralatan yang sederhana  dengan tujuan sama dan sekaligus lebih memahami  fenomena falakiyah keseharian.
Alat-alat yang harus dipersiapkan
1.       Sebuah penunjuk waktu yang akurat dan sudah dikalibrasi
2.       Sebuah tongkat
3.       Beberapa paku
4.       Penggaris/meteran
5.       Daftar deklinasi 
6.       Kalkulator atau alat hitung lainnya

Persiapan
1.       Tentukan  sebuah hari yang sekira cuaca hari tersebut cerah
2.       Carilah tempat yang datar dan terbuka sekira cahaya matahari tidak terhalang  paling  tidak dari jam 6 pagi sampai dengan tengah hari.
3.       Persiapkan alat-alatnya

Kegiatan
Jam  05 :00  pagi                                : siap di lokasi kegiatan
Jam  05 :05  pagi                                : kalibrasi pewaktu , bisa dengan jam , hape computer/laptop/tablet dll
Jam  05 :30 pagi                                 : tancapkan tongkat
Jam  05 :55 pagi                                 : pengamatan  pertama, perhatikan ujung bayangan tongkat
Jam  05 :59 pagi                                 : persiapan penandaan
Jam  06 :00 pagi                                 : ujung bayangan tongkat ditandai paku
Jam  09 :55 pagi                                 : pengamatan  kedua, perhatikan ujung bayangan tongkat
Jam  09 :59 pagi                                 : persiapan penandaan
Jam  10 :00 pagi                                 : ujung bayangan tongkat ditandai paku
Jam  10 :05 pagi                                 : tarik garis antara paku pertama dengan tongkat dan ukur panjangnya
           kemudian dicatat
          : tarik garis antara paku kedua  dengan tongkat dan ukur panjangnya
            kemudian dicatat
           tarik garis antara paku pertama dengan paku kedua, garis ini
           menunjukkan arah  barat dan timur.
          Tarik garis dari tongkat dan memotong siku-siku di garis barat timur.
          Tandai titik potong tersebut  dengan paku ke tiga.
          Ukur juga panjang  dari paku pertama ke paku ke tiga, 
          paku ke dua  kePaku ke tiga, juga dari tongkat ke paku ke tiga.

Jam 11:00 – 12:00                             : amati pas tengah hari saat bayangan tongkat berhimpit dengan  garis
          Utara selatan, kemudian catat jamnya
          Sholat dhuhur
Jam  13 :05 - slesai                            : melakukan perhitungan  dari data yang didapat



 Proses perhitungan         
1.     Menghitung sudut azimuth pada saat pengamatan





 



Azimuth diturunkan dari sudut  di paku pertama  maupun paku ke dua. Dalam gambar adalah sudut di titik A dan sudut di titik B
Sin A = OC/ OA atau Cos A =AC/OA
Sin B = OC /OB atau cos B = BC/OB
Setelah ditemukan besaran sudut A maupun sudut B maka untuk menurunkan menjadi sudut azimuth saat pengamatan maka aturannya sebagai berikut:
Bila matahari berada di utara tongkat seperti dalam gambar, maka azimuthnya adalah 90 – A untuk pengamatan jam 06:00 dan 90 – B untuk pengamatan jam 10:00.
Sedangkan jika matahari berada di selatan tongkat maka azimuthnya adalah 90 + A untuk pengamatan jam 06:00 dan 90+ B untuk pengamatan jam 10:00.


2.       Mengambil data deklinasi matahari dan perata waktu
Hitunglah deklinasi matahari serta perata waktunya untuk jam 06:00, jam 10:00 maupun saat tengah hari/transit dengan table atau kalkulator, computer maupun mengambil dari internet.
3.       Menghitung selisih antara jam transit dan jam pengamatan untuk kemudian dijadikan sudut waktu.
Untuk mendapatkan sudut waktu maka bisa ditempuh langkah berikut :
Sudut waktu pengamatan pertama  t1 = 15 *(jam transit – 06:00)
Sudut waktu pengamatan ke dua  t2 = 15 *(jam transit – 10:00)
Karena pengamatan dilakukan sebelum tengah hari maka sudut waktu t1 maupun t2 diberi nilai negative

4.       Menghitung lintang Lokasi
etelah mendapatkan data sudut azimuth,  deklinasi matahari dan sudut waktu maka jika digambarkan dalam segitiga bola langit hasilnya adalah semacam gambar berikut :





Gambar tersebut adalah gambar belahan langit timur dan juga dlihat dari timur. Lokasi pengamatan di selatan katulistiwa, sementara matahari sedang berada di utara katulistiwa/ekuator. Segitiga bola yang pentig adalah segitiga ZMKU.
Data yang sudah didapat adalah t yang merupaka sudut di KU,  azimuth yang merupakan sudut di Z dan deklinasi matahari (d) yang merupakan jarak mM. sementara jarak MKU adalah komplemen dari mM  atau 90 – d.
ika diperjelas gambar segitiga yang dimaksud adalah sebagai berikut:



Dengan demikian dari enam unsur  dalam segtiga bola ZMKU, tiga unsur yang sudah diketahui :
Sudut Z
Sudut KU
Jarak MKU yang merupakan komplemen deklinasi
Sedangkan yang dicari adalah lintang lokasi (j) yaitu jarak ZP. ZP bisa diketahui  dari jarak ZKU.  Dan nilai (j) adalah 90 – ZKU. Seperti dalam gambar karena lokasi berada di selatan katulistiwa maka nilai yang didapat adalah negative.
Secara prinsip sebuah segitiga bola bila tiga unsur sudah diketahui maka unsur-unsur yang lain dapat dihitung. Begitu juga segitiga ZMKU ini.
Dengan aturan sinus bisa diturunkan  persamaan berikut ini :


Sampai di sini sudah empat unsur bisa diketahui nilainya, meskipun begitu belum bisa dilakukan perhitungan ZKU secara langsung. Maka untuk memudahkan perhitungan selanjutnya  kita bisa membuat garis bantu yaitu busur yang menghubungkan titik M ke busur ZKU secara tegak lurus, titik potong tersebut missal kita beri notasi B seperti tampak dalam gambar berikut ini:




Selanjutnya kita sekarang mempunyai dua buah segitiga siku-siku yaitu segitiga ZBM dan segita MKUB. Karena MKU dan sudut KU sudah diketahui maka KUB bisa dihitung, begitu juga ZM dan sudut Z sudah diketahui maka ZB juga dapat dihitung.
Persamaan persamaannya adalah sebagai berikut :




Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan ZB dan KUB  untuk mendapatkan nilai ZKU


Dengan proses perhitungan di atas nilai ZP atau lintang lokasi tersebut bisa diketahui. Lakukan proses seperti di atas dengan input data pengamatan jam 06 : 00 dan 10 : 00. Secara teoritis seharusnya menghasilkan nilai sama namun bisa saja terjadi kurang akurat dalam penandaan dan pengukuran maupun proses pengambilan data , sehingga bisa saja menghasilkan nilai yang berbeda sama sekali. Kalau hal tersebut terjadi maka prosesnya bisa diulang. Jika hanya berselisih sangat kecil maka bisa diambil nila rata-ratanya.
Sementara untuk mendapatkan nilai bujur lokasi tersebut bisa dilakukan dengan rumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
l = 180 – (UT + PW ) 
UT diambil dari jam saat matahari transit atau tengah hari.
Tentu saja untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat percobaan ini agar dilakukan beberapa kali di bulan-bulan yang berbeda kemudian hasilnya dirata-rata sehingga mendpatkan tingkat kesalahan yang lebih rendah.  Wallohu a’lam selamat mencoba . 20 September 2015 09:30 WIB
=============================================================================
Muhammad Wasil
Penyuka ilmu falak dan hisab
Mlangi  RT 04 /32 Nogotirto Gamping
Sleman Yogyakarta
55292
085747111744 
bila ingin menyimpan tulisan ini dalam format pdf silakan ambil di sini atau di sini

Jumat, 18 September 2015

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT

#‎menanggapi_sebuah_request‬
‪#‎tentang_tata_koordinat_benda_langit_‬(secara_singkat
_padat)
secara umum dikenal 3 macam tata koordinat langit yang saling terkait, ketiga system tersebut adalah sebagai berikut:
1. sistem koordinat ekliptikal
dalam sistem koordinat ekliptikal posisi sebuah benda langit diposisikan berdasarkan pertemuan koordinasi bujur ekliptika dan lintang ekliptika
ekliptika adalah bidang edar matahari semu secara tahunan jika dipandang dari bumi (geosentris), namun jika dipandaang dari matahari sebagai titik pusatnya (heliosentris) maka ekliptika adalah bidang edar bumi mengelilingi matahari. koordinat yang didapat adalah nilai bujur dan nilai lintang dari benda langit.
Nilai bujur adalah sudut yang terbentuk oleh garis yang menghubungkan titik pengamat dan titik Aries/Hamel/vernal equinox dengan garis yang menghubungkan titik pengamat dan proyeksi benda langit tersebut di bidang eklipitika tersebut. Dihtung dari 0 sampai 360 positif ke arah timur berlawanan putaran jarum jam.
sementara lintang ekliptik dihitung dari garis/lingkaran ekliptika yang bernilai lintang 0 positif ke arah kutub utara eklptika (90) dan negatif ke arah kutub selatan ekliptika (-90).
Dus ekliptika sendiri adalah sebuah bidang yang membagi langit menjadi dua belahan utara dan selatan, sedangkan lingkaran ekliptika adalah lingkaran yang menghubungkan kutub utara ekliptik dan kutub selatan ekliptik dan tegak lurus dengan bidang ekliptika.
Nilai bujur ekliptika dihitung sepanjang bidang ekliptika dan nilai lintang ekliptika dihitung sepanjang lingkaran ekliptika.



para ahli terus berusaha menyempurnakan model dan persamaannya tentang gerakan benda-benda langit guna untuk mendapatkan nilai bujur dan lintang dari benda langit tersebut, sejak zaman klasik yang masih berpandangan geosentris sampai era mutakhir yang berpandangan helio sentris, dari kedua pandangan tersebut sebetulnya sama namun hanya nilaibujurnya berselisih 180 derajat, begitu juga tentang nilai lintangnya terus disempurnakan untuk mendapatkan nilai lintang yang lebih akurat, kalau dulu dianggap bumi selalu tepat berada di bidang ekliptikanya ternyta pengetahuan modern menemukan bahwa bumipun tidak selalu tepat berada di akliptikanya walaupun pergeseran tersebut hanya seper berapa detik busur derajat

data bujur ekliptika dan lintang ekliptika ini adalah data dasar maka bisa kita lihat baik dalam kitab falak klasik maupun modern langkah pertama perhitungan adalah menghitung nilai bujur dan lintang dari matahari dan bulan, karena bumi dianggap masih selalu tepat berada di ekliptikanya maka lintangnya dianggap nol, maka data yang didapat pertama kali adalah bujur matahari, bujur bulan dan lintang bulan. baru kemudian dengan rumus segitiga bola koordinat ekliptikal tersebut ditransfer ke sistem koordinat ekuatorial dengan membutuhkan data tambahan yaitu kemiringan ekliptika terhadap ekuator (al malilu a'dhom) dan kemiringan bidang lintasan bulan terhadap ekliptika (al mailul kulli lil qomar). sehingga bisa diturunkan menjadi koordinat asensiorekta dan deklnasi, dari sistem koordinat equatorial kemudian diturunkan lagi menjadi sistem koordinat horison (tinggi dan azimuth) untuk keperluan praktis observasi
 
untuk mendapatkan nilai bujur dan lintang tersebut memerlukan input yang berupa waktu tanggal bulan tahun jam menit dan detik kemudian dimasukkan ke dalam persamaan tertentu atau tabel-tabel tertentu untuk nendapatkan nilai bujur matahari rata-rata, nilai anomalinya (al khosshoh) kemudian dilakukan koreksi-koreksi sehingga didapatkan nilai bujur matahari yang sudah terkoreksi sesuai posisi yang tampak dari bumi saat itu.
sementara untuk mendapatkan nilai bujur bulan input waktu tadi dimasukan dalam persamaan trttentu atau tabel tertentu untuk mendapatkan nilai bujur bulan rata-rata, anomalinya, jarak titik simpulnya antara bidang edar bulan dan ekliptika. kemudian dilakukan koreksi-koreksi sehingga didapatkan nilai bujur bulan dan lintangnya yang sesuai posisi yang tampak dari bumi
 
-bersambung-



Kamis, 17 September 2015

PETA KIBOR ARAB UNTUK NULIS ARAB DI KOMPUTER

Tulisan semacam ini mungkin sudah berjibun di internet, namun tidak ada salahnya jika saya juga urun rembug.
saya termasuk malas menghapalkan peta huruf arab di kibor latin biasa karena peta tersebut seolah tidak nyambung dengan huruf latinnya,
maka saya sengaja buat peta huruf arab sendiri sehingga bagi saya lebih mudah karena saya susun supaya bersesuaian antara huruf arab dan latinnya sehingga kalau mau nulis alif misalnya cukup tekan huruf A kalau ba' maka B, ta' maka T dan lain sebagainya.
dalam peta huruf ini juga saya munculkan juga harokat-harokat
selengkap mungkin lengkap dengan fathah yang lagi standing atau intisyar maupun dlommah yang lagi copstan dsb, juga huruf-huruf yang biasa dipakai nulis jawi seperti ain titik tiga, fa' titik tiga, ya titik tiga dan sebaagainya.
sebenarnya sudah lama saya pakai sejak masih menggunakan windows 98 dengan multikey dan saya perbaharui untuk windows xp maupun windows 7.
barangkali ada yang minat maka sekarang saya bagi untuk teman-teman semua.
petunjuk singkat dan tabel huruf sudah saya sertakan dalam file
silkan ambil di SINI