Sabtu, 12 Januari 2013

NISFUL FADL-LAH DAN NISFU QOUSIN NAHAR








NISFUL FADL-LAH DAN  NISFU QOUSIN NAHAR
Sebuah misi penelusuran tentang keberadaan bu’dul quthur dan ashlul muthlaq
Yang gagal total dan berdarah-darah *)
Oleh :AlbieHamsil

Bismillahirrohmaanirrohiim
Ketika matahari berda di katulistiwa maka belahan bumi utara maupun selatan panjang siang dan malamnya sama.

Gambar.1

Ketika matahari berada di sebelah uatara katulistiwa, maka belahan bumi uatara siangnya lebih panjang dari pada malamnya, sebaliknya belahan bumi selatan malamnya lebih panjang daripada siangnya, hanya daerah katulistiwa saja yang siang dan malamnya sama atau normal

Gambar.2
Sebaliknya ketika matahari di selatan katulistiwa, belahna bumi utara malamnya lebih panjang, dan siangnya lebih pendek, sementara belahan bumi selatan berkebalikan.

Gamabr.3

Siang adalah rentang waktu dari terbit matahari sampai tenggelam, sedang malam adalah dari tenggelam matahari sampai terbitnya. Karena sehari semalam adalah 24 jam, maka saat normal atau saat matahari berda di katulistiwa maka saat terbit matahari adalah jam 6 pagi, saat tenggelam adalah jam 6 sore dalam waktu istiwa’ setempat. Tengah hari dan tengah malam adalah jam 12.
Saat matahari di sebelah utara katulistiwa dan belehan bumi utara mengalami siang lebih panjang daripada malamnya maka yang terjadi adalah, matahari terbit sebelum jam 6 dan tenggelam setelah jam enam. Tengah hari adalah tetap jam 12. sehingga perbedaan atau selisih panjang siang dan malam berada di kedua tepinya, pagi dan sore. Lihatlah ketiga gambar di atas sebagi ilustrasinya.
Seberapa perbedaan panjang siang saat normal dan saat mengalami lebih panjang dipengaruhi oleh lintang tempat dan deklinasi matahari.
Saat matahari di utara katulistiwa maka semakin mendekati kutub utara tempat tersebut lebih panjang siangnya, dan di daerah kutub utara bahkan tidak mengalami malam sama sekali, karena matahari di utara katulistiwa selama 6 bulan, maka di kutub utara panjang siangnya adalah 6 bulan tersebut. Begitu juga sebaliknya saat matahari di selatan katulistiwa.
Di atas dikatakan bahwa siang adalah rentang waktu dari terbit sampai tenggelam. Jika dibagi dua bagian yang sama panjang  maka hasilnya adalah waktu terbit sampai tengah hari dan tengah hari sampai tenggelam. Dari terbit sampai tengah hari atau tengah hari sampai tenggelam, itulah separuh busur siang atau nisfu qousin nahar.
Saat normal separuh busur siang adalah 6 jam atau perjalanan matahari semu harian sepanjang 90 derajat, saat lebih panjang maka menjadi lebih dari 90 derajat, jika lebih pendek maka kurang dari 90 derajat. Tergantung lintang dan deklinasi sebagai mana di atas. Selisih itulah yang disebut nisful fadl-lah atau separuh selisih siang dan malam, sementara separuh yang lain juga ada di separuh busur siang yang lain.
Perhatikan lagi gambar berikut :

Gambar.4

Ilustrasi nisfu qousin nahar untuk daerah dengan nilai lintang F  pada saat deklinasi sebesar d

Gambar.5

Ilustrasi nisful fadl-lah untuk daerah dengan nilai lintang F saat deklinasi sebesar d






Penjelasannya  adalah sebagi berikut :

Gambar.6
Ilustrasi tempat dengan nilai lintang F

Sebuah tempat dengan nilai lintang sebesar F adalah tempat yang berada di lingkaran parallel sejauh F dari katulistiwa atau besarnya  sudut di pusat bumi. Jika r (jari-jari bumi) senilai 1 maka tinggi bidang lingkaran parallel tersebut dari bidang katulistiwa adalah sebesar sin F dan jari-jari lingkaran paraler tersebut adalag sebesar cos F. karena dalam segitiga siku-siku sin adalah perbandingan sisi tegak terhadap sisi miringnya dan cos adalah perbandingan sisi datar terhadap sisi miringnya.

Gambar.7
Ilustrasi sinar matahari membentuk sudut sebesar deklinasinya

cahaya matahri datang di bidang katulistiwa membentuk sudut sebesar deklinasinya, sudut yang sama juga terbentuk di titik pusat antara garis poros bumi dengan bidang batas siang dan malam, sehingga jarak antara kutub dan bidang batas tersebut juga bernilai sebesar deklinasi, pun begitu juga di kedua tepi daaerah batas tersebut, antara bidang batas dan bidang normal yang sejajar dengan poros.
Kalau gambarnya kita jadikan satu maka menjadi sebagi berikut :

Gambar.8
Ilustrasi nisful fadl-lah

Nisful fadl-lah adalah sudut merah yang ada di kutub, begitu juga ada di pusat lingkaran parallel maupun sudut yang ada di pusat bola bumi juga busur yang terbentuk di garis katulistiwa.
Supaya lebih jelas gambar tersebut kita sederhanakan sebagi berikut :

Gambar.9

Disederhanakan lagi

Gambar.10


Perhatikan gambar bagian kanan di mana ada segitiga siku-siku dengan garis tegak sebesar sin F , sisi datar b sisi miring a serta sudut lancip sebesar d.
Dengan demikian kita bisa membuat persamaan sebagi berikut :



Kemudian

Atau
Bisa juga langsung




Ingat kembali di mana posisi b dalam-gambar terdahulu, kemudian perhatikan gambar berikut ini :

Gambar.11

Ini adalah penampang lingkaran parallel lintang F, sebuah lingkaran dengan jari-jari sebesar cos F , garis tegak b yang nilainya sudah dihitung di atas, sudut t merupakan nisful fadl-lah yang kita cari. Nilai nya adalah :


Sampai di sini kita berhasil menggambar dan kemudian merumuskan nisful fadl-lah dengan segitiga datar. Hasilnya adalah  :



Sekarang kita bandingkan denga gambar berikut :

Gambar.12

Keterangan gambar :
P          = Lokasi
M         = Matahari di Horison
M’        = Matahari saat kulminasi
p – P    = nilai lintang tempat = F
m – M = nilai deklinasi Mataharu  = d
p – n    = 90° = sudut yang terbentuk di kutub
n – m   = nisful fadl-lah (t)

suapaya lebih jelas kita sendirikan gambarnya

Gambar.13

dari gambar kita mempunyai sebuah segitiga bola yang penting yaitu : M-m-n yang siku-siku di titik m, sementara sudut yang terbentuk oleh bujur normal dan lingkaran horizon adalah sama nilai lintangnya = F, sehingga ÐMnm = 90 - F
dari data tersebut sudah cukup untuk membuat persamaan sebagi berikut :
kita memakai aturan sinus unsur tengah adalah hasil kali dua unsur yang mengapitnya :


Kemudian menggunakan aturan sinus unsure tengah adalah hasil cosinus dua unsur di hadapnnya, untuk mengecek unsure\-unsur yang lain sebagai berikut :






Kemudian


Terakhir


Sampai di sini hasil akhir yang di dapat adalah sama bahwa :


Jika dibandingkan dengan rumus nisful fadl-lah yang ada di durusul falakiyah dan semacamnya , bahwa nisful fadl-lah adalah



Memang hasil akhirnya adalah sama, namun penulis gagal menemukan objek bu’dul quthur dan al aslul mutlak tersebut, dimana bu’dul quthur dirumuskan dengan        Sin Bu’dul quthur = sin F x Sin d  dan Al aslul mutlak dirumuskan dengan sin As alul Mutlak = Cos F x Cos d.
Maka sebenarnya dari awal tulisan ini dimaksudkan untuk melacak keberadaan bu’dul quthur dan al aslul muthlaq, namun sampai akhir tulisan ini dengan metode segitiga datar maupun segitiga bola, kedua hal tersebut tidak terdeteksi maka dengan ini penulis nyatakan bahwa misi ini gagal. Dan bagi penulis kedua hal tersebut masih misteri, penulis belum menemukan metode yang dahulu dipakai para ulama’ untuk merumuskannya.

Sebelum tulisan ini benar-benar berakhir, perlu ditambahkan bahwa ketika telah diketahui nisful fadl-lah maka dengan menambahkan 90 derajat maka hasilnya adalah separuh busur siang atau nisfu qousin nahar, jika dikalikan dua kali maka hasilnya adalah panjang siang.
Wallahu a’lam

dalam bentuk file yang lebih lengkap silakan ambil di SINI


PERHITUNGAN ARAH QIBLAT DENGAN CARA LAIN

PERHITUNGAN ARAH QIBLAT DENGAN CARA LAIN*)



Insya Alloh langkah-langkah
berikut belum pernah dimuat dalam kitab atau buku falak manapun seluruh dunia, sehingga juga belum pernah diajarkan dalam kelas, perkuliahan, kursus ataupun pelatihan falak manapun seluruh dunia. Jika ada kesamaan cerita, tempat maupun nama pelaku, maka hanya kebetulan dan bukan kesengajaan atau rekayasa. maksudnya selama ini penulis belum pernah menjumpainya.

Mungkin langkah-langkahnya agak bertele-tele maka tidak diajarkan, sehingga ini hanya bertujuan sekedar menunjukkan salah satu cara penyelesaian perhitungan dengan pendekatan segitiga bola, sebagai suatu seni kreatifitas.



Jika dimasukkan ke dalam kaidah segitiga bola, perhitungan arah qiblat adalah kasus perhitungan segitiga bola yang diketahui tiga buah unsurnya, yaitu duah buah busur dan sebuah sudut, kemudian mencari nilai sudut yang lain.

Contoh perhitungan arah qiblat kota Yogyakarta
Diketahui :
Koordinat Yogyakarta adalah -7 48’ LS 110 21’ BT
F1 = -7 48’
l1 = 110 21’

Koordinat Ka’bah adalah 21 25’ LU 39 50’ BT
F2 = 21 25’
l2 = 39 50’

Misalkan segitiga tersebut dinotasikan sebagai segitiga bola ABC, dengan A adalah koordinat Ka’bah, B adalah lokasi yang dihitung arah qiblatnya dan C adalah sudut selisih bujur antara Ka’bah dan lokasi tersebut, maka tuga buah unsur yang diketahui adalah :
a = 90 – lintang lokasi setempat misal dirumuskan dengan a = 90 – F1
b = 90 – lintang Ka’bah missal dirumuskan dengan b = 90 – F2, dan
C = selisih bujur Ka’bah dan Lokasi setempat,= Dl = l1 -– l2
a = 90 – (-7 48’) = 90 + 7 48’ = 97 48’
b = 90 – 21 25’ = 68 35’
C = 110 21’ - 39 50’ = 70 31’
Sedangkan yangdicari adalah sudut B.

Selama ini langkah-langkah yang sering diajarkan adalah menghitung nilai busur c dengan aturan cosinus kemudian menghitung nilai sudut B baik dengan aturan sinus ataupun cosinus.
Bisa juga dengan rumus tangen sehingga tidak perlu menghitung sisi c, atau dengan analogi Napier, setengah penjumlahan dan pengurangan dua buah sudut dan dapat juga dengan haversin.

Kali ini kita coba hitung dengan langkah-langkah yang lain.




Lihat gambar
Misal kita tarik sebuah garis (d) dari titik A tegak lurus dengan busur (a), sehingga kita mendapatkan dua buah segitiga bola siku-siku.
1. hitung d

Sin d = sin b x sin C
= sin (68 35’) x sin (70 31’)
= 0,93094963811875957 x 0,94273855168887953
Sin d = 0,87764211353536591
Sin d = 61 21' 33,221''

2. Hitung a1

Cos a1 = Cos b / Cos d
= Cos (68 35’) / Cos (61 21' 33,221'')
= 0,3651476020550465 / 0,47931651395416775
= 0,76180893297985122
a1 = 40 22' 33,852''


a1 = 40 22' 33,852''


3. hitung a2

a2 = a – a1
= 97 48 - 40 22' 33,852''
= 57 25' 26,148''

4. Hitung B

Tan B = tan d / sin a2
= tan (61 21' 33,221'') / sin (57 25' 26,148'')
= 1,83102832467667921 / 0,84267734496083921
= 2,17287000252958091
B = 65 : 17' : 13,663''

Arah qiblat Yogyakarta adalah 65 : 17' : 13,663'' UB atau 24 : 42' : 46,337'' BU.

dalam bentuk file yang lebih lengkap silakan ambil di
http://liekwasil.mywapblog.com/files/perhitungan-arah-qiblat-d.rar