MENJELASKAN TERJADINYA BAYANG-BAYANG QIBLAT DUA KALI
DALAM SEHARI DENGAN SEGITIGA BOLA
Oleh : Muhammad Wasil
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Pertama kali penulis mengucapkan selamat
kepada Gus Moeid (Ibnu Zahid Abdo El-Moeid ) dan tim LAFAL (LAFAL ( Lajnah Falakiyah Al-Mubarok Lanbulan ) yang sukses dengan gemilang dalam
penelitian pembuktian bahwa di Kupang terjadi dua kali Imkan bayangan matahari
yang berhimpit dengan arah qiblat kota tersebut.
Data ringkasnya adalah sebagaiberikut:
Nama Lokasi : Kupang
Koordinat Lokasi : -10° 10’ 40” LS 123° 34’ BT
Arah Qiblat Lokasi : 292° 11’ 21” Utara ke Timur
Bayangan Qiblat : 112° 11’ 21” Utara ke Timur
Hari pengamatan : Jumat Pahing
Tanggal pengamatan : 19 Desember 2014
Hasil
Imkan pertama : 06 : 09 : 38 WITA
Imkan kedua : 08 : 22 : 41 WITA
Pada jam-jam tersebut azimuth matahari dari
lokasi adalah 112° 11’ 21” sehingga baangannya mengarah ke 292° 11’ 21”
berhimpit arah qiblat lokasi.
Sumber : video Youtube http://youtu.be/U6HnBc9oiKE
Selain mengucapkan selamat penulis juga
berterima kasih kepada beliau-beliau yang mengawaki penelitian pembuktian
tersebut dan karena dari rilis hasil penelitian tersebut pula penulis bisa
menyuguhkan tulisan sederhana ini kepada pembaca sekalian sebagai pelengkap
saja.
Pendahuluan singkat
Qiblat adalah sebagian dari arah. Arah di
permukaan bumi kalau dilukiskan adalah
sebuah sudut yang menghubungkan dua titik di permukaan bumi tersebut dengan
garis terpendek.
Gb 1
Ilustrasi arah M dari kota K
Arah qiblat adalah sebuah sudut yang
menghubungkan sebuah titik dipermukaan bumi dengan ka’bah dengan garis
terpendek.
Misal titik M adalah adalah Ka’bah di
Makkah dan K adalah kota Kupang Indonesia,maka gambar di atas adalah gambar
ilustrasi arah qiblat di kota Kupang. Untuk standarisasi sudut arah qiblat
dihitung dari titik Utara ke kanan searah jarum jam sampai garis yang
menghubungkan Kupang dan Ka’bah (K M)
Tentang perhitungan arah qiblat sudah
banyak tulisan yang membahasnya. Sebagai penyegaran bisa juga dengan langkah-langkah
sebagi berikut :
Lintang lokasi = -10° 10’ 40” LS
Bujur lokasi = 123° 34’ BT
Lintang Ka’bah = 21° 25’ 18,890’’ LU
Bujur Ka’bah = 39° 49’ 46,270’’ BT
Selisih bujur (Δλ) = 123° 34’ - 39° 49’ 46,270’’
Selisih bujur (Δλ) = 83° 44’ 13,730’’
Jarak Kupang- Ka’bah
Cos (jarak) =
cos (Δλ) * Cos (lintang Kupang) * Cos (lintang Ka’bah)
+ Sin (lintang Kupang) * Sin (lintang Ka’bah)
Cos (jarak) =
cos (83° 44’ 13,730’’) * Cos (-10° 10’ 40”) * Cos (21° 25’ 18,890’’)
+ Sin (-10° 10’ 40”) * Sin (21° 25’ 18,890’’)
Cos (jarak) =
0,0354177511
Jarak Kpg Kbh = 87° 58’ 13,036’’
Sudut di Kupang yang merupakan arah Qiblat dari Kupang
Cos (Qiblat) = (-Sin(lintang Kupang) * Cos (jarak Kupang-Ka’bah) + sin (lintangKa’bah))
/ Cos (lintang Kupang) / Sin (jarak Kupang Ka’bah)
Cos (Qiblat) = (-Sin(-10° 10’ 40”) * Cos (87° 58’ 13,036’’) + sin (21° 25’ 18,890’’))
/ Cos (-10° 10’ 40”) / Sin (87° 58’ 13,036’’)
Cos (Qiblat) = 0,0354177511
Qiblat = 67° 48’ 38,627’’
Karena berada di kuadran 4
maka hasil tersebut dikurangkan dari 360
360 - 67° 48’ 38,627’’ = 292° 11’ 21,373’’
Qiblat Kupang = 292° 11’
21,373’’
Azimuth bayangan Qiblat = 292°
11’ 21,373’’- 180 =112° 11’ 21,373’’
Selanjutnya garis tersebut (Gb 1) dalam
tulisan ini disebut GARIS QIBLAT. Garis tersebut jika diperpanjang akan menjadi
sebuah lingkaran besar yang melewati Ka’bah dan kota-kota yang berada di
sepanjang lingkaran tersebut. Kota –kota tersebut BUKAN mempunyai besar sudut
qiblat yang sama namun berbeda-beda dan hanya saja dihubungkan oleh garis
qiblat yang sama. Maka Garis Qiblat bisa juga di sebut LINGKARAN QIBLAT.
Lingkaran besar (lingkaran yang berpusat di
pusat bumi selalu memotong garis ekuator di dua titik. Jarak kedua titik potong
tersebut adalah 180°. Begitu juga garis qiblat tersebut juga memotong ekuator
di dua titik.
Gb 2
Bayang-bayang arah qiblat
Terjadinya azimuth matahari atau azimuth
bayangan matahari yang berhimpit dengan arah qiblat bagi suatu lokasi adalah
terjadinya perpotonngan garis edar
matahari harian dengan garis qiblat, jika terjadi dua maka perpotongan tersebut
juga terjadi dua kali, dan rentang waktu
terjadinya dua kali perpotongan tersebut tidak lebih dari 12 jam. Sehingga ada
daerah-daerah yang ketika terjadinya perpotongan tersebut adalah siang hari
matahari berada di atas ufuk.
Daearah-daerah yang dimaksud adalah
beberapa daerah di sepanjang garis qiblat tersebut. Sedangkan 12 jam hanya
angka kasar mengacu bahwa sehari adalah 12 jam. Sebenarnya sehari tidak mesti
12 jam namun tergantung tinggi rendah lintang lokasi.
Tentang perpotongan tersebut silakan
merujuk ke tulisan saya sebelumnya di :
https://www.facebook.com/groups/falakiyah/permalink/714175181984804/ atau di http://liekwasil.blogspot.com/2014/12/normal-0-false-false-false-ru-x-none-ar.html
pembuktian
Sekarang akan penulis jelaskan dan buktikan
hasil penelitian beliau-beliau tersebut
dengan segitiga bola
Ketika ekuator langit dihimpitkan dengan
ekuator bumi maka nilai deklinasi suatu benda langi (dalam hal ini :matahari)
akan berhimpit dengan nilai lintang suatu lokasi di permukaan bumi. Sedang
nilai bujurnya bisa diturunkan dari jam (UT + PW) bersesuaian dengan saat nilai
deklinasi tersebut dicapai.
Dengan kata lain dari data jam kita bisa
mengatakan bahwa matahari saat itu berada tepat di atas suatu lokasi di
permukaan bumi (titik jatuhnya matahari di permukaan bumi) . Dan selanjutnya
lokasi tersebut bisa kita hitung arah dan jaraknya. Dengan prinsip seperti
itulah penjelasan dan pembuktian dalam tulisan ini.
Kita akan membuktikan apakah titik jatuhnya matahari pada jam-jam
hasil penelitian tersebut berada pada garis /lingkaran qiblat yang
menghubungkan Ka’bah dan Kupang atau tidak. Jika titik jatuhnya berada tepat di
garis tersebut maka hasil penelitian dan pembuktian teori ini benar, jika tidak
maka juga sebaliknya.
Menghitung titik jatuh matahari pada jam-jam hasil penelitian 19 Desember 2014
1. 19 Desember 2014 Jam 06 : 09 : 38 WITA
Ubah jam WITA ke UT 19 desember 2014 jam 06
: 09 : 38 WITA = 18 Desember jam 22 : 09 : 38 UT
(WITA = UT + 8)
Hitung deklinasi matahari pada saat itu, hasilnya = -23° 23’ 54,609’’ .
Selanjutnya kita anggap sebagai lintang lokasi -23° 23’ 54,609’’ LS
Hitung perata waktu. PW = 0,054239
atau 00:03:15,260
Untuk menghitung deklinasi ataupun
PW silakan merujuk ke buku ephemeris
atau apliaksi ephemeris yang lain.
Menghitung nilai Bujur
Untuk menghitung nilai bujur menggunakan rumus sebagai berikut : Bujur =
-15 * ( UT + PW ) - 180
Bujur = -15 * (22 : 09 : 38 + 00 : 03 : 15,260 ) – 180 = -153° 13’ 18,905’’
BB
Sampai di sini dari jam tgl18 Desember 2014
jam 22 : 09 : 38 UT kita mendapat suatu titik lokasi yaitu -23° 23’ 54,609’’ LS -153° 13’
18,905’’ BB
2. 19 Desember 2014 Jam 08 : 22 : 41 WITA
Ubah jam WITA ke UT 19 desember 2014 jam 08 : 22 : 41 WITA = 19 Desember
jam 00 : 22 : 41 UT
(WITA = UT + 8)
Hitung deklinasi matahari pada saat itu, hasilnya = -23° 24’ 02,395’’ .
Selanjutnya kita anggap sebagai lintang lokasi = -23° 24’ 02,395’’ LS
Hitung perata waktu. PW =
0,05347819 atau 00:03:12,521
Untuk menghitung deklinasi ataupun
PW silakan merujuk ke buku ephemeris
atau apliaksi ephemeris yang lain.
Menghitung nilai Bujur
Untuk menghitung nilai bujur menggunakan rumus sebagai berikut : Bujur =
-15 * ( UT + PW ) - 180
Bujur = -15 * (00 : 22 : 41 + 00 : 03 : 12,521 ) – 180 = 173° 31’
37,178’’ BT
Sampai di sini dari jam tgl19 Desember 2014 jam 00 : 22 : 41 UT kita mendapat suatu
titik lokasi yaitu -23° 24’ 02,395’’ LS 173° 31’ 37,178’’ BT.
Kedua titik tersebut kalau diilustarsikan adalah sebagai berikut :
Gb 3
Jarak d1’ - d1 =23° 23’ 54,609’’ .dihitung dari ekuator ke seletan
Jarak 0 – d1’ =153° 13’ 18,905’’ dihitung dari
meridian 0 ke barat
Jarak d2’ – d2 =23° 24’ 02,395’’ .dihitung dari
ekuator ke seletan
Jarak 0 – d1’ =173° 31’ 37,178’’ dihitung dari meridian 0 ke timur
Membuat lingkaran besar
Selanjutnya kedua titik tersebut kita
hubungkan dengan suatu garis dan kemudian garis tersebut diperpanjang sehingga
membentuk lingkaran ingat keterangan di atas bahwa lingkaran besar selalu
memotong ekuator di dua titik.
Gb 4
n1 dan n2 adalah titik potong antara
ekuator dan lingkaran yang menghubungkan d1 dan d2.
Atau kalau bola bumi kita belah bisa diilustrasikan
sebagai sebagi berikut:
Gb 5
menghitung sudut-sudutnya dan jarak-jaraknya
1. Selisih bujur d1-d2 (Δλ)
Selisih bujur d1-d2 (Δλ) = (-153° 13’ 18,905’’)-173° 31’ 37,178’’
(Δλ) = -326° 44’ 56,083’’
Supaya tidak mendapatkan bilangan negative bisa ditambah dengan 360 (satu
putaran penuh/lingkaran) -326° 44’ 56,083’’ + 360 = 33° 15’ 03,917’’
Sebenarnya dalam lingkaran, antara selisih sebesar -326° 44’ 56,083’’ atau 33° 15’ 03,917’’ atau 326° 44’ 56,083’’
ataupun -33° 15’ 03,917’’
menunjuk selisih yang sama yaitu 33° 15’ 03,917’’
2. Jarak d2 dari d1
Cos (jarak) = cos (Δλ) *
Cos (lintang d1) * Cos (lintang d2)+ Sin (lintang d1) * Sin (lintang d2)
= cos (33° 15’ 03,917’’ ) * Cos (-23° 23’ 54,609’’ ) * Cos (-23° 24’ 02,395’’ )+ Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Sin (-23° 24’ 02,395’’ )
Cos (jarak) = 0,862098521612007
Jarak d1-d2 = 30° 26’ 49,100’’
3. Sudut d1 yang merupakan azimuth d2 dilihat dari d1
Cos (sudut d1) = (-Sin(lintang
d1) * Cos (jarak d1-d2) + sin (lintang d2))/Cos (lintang d1) / Sin (jarak
d1-d2)
= (-Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Cos (30° 26’ 49,100’’) + sin (-23° 24’ 02,395’’)) / Cos (-23° 23’ 54,609’’) / Sin (30° 26’ 49,100’’)
Cos (sudut d1) = -0,117829031925659
Sudut d1 = 96° 45’ 00,575’’
Dua tahap perhitungan yang baru saja dilewati adalah sebagaimana
menghitung arah qiblat seperti di atas.
Selanjutnya kita perlu menghitung di manakah garsi tersebut memotong
ekuator (n1 dan n2 ) dan berapa kemiringan sudutnya.
Karena bujur d1 sudah diketahui maka untuk mengetahui bujur n1 adalah
menghitung jarak d1’ n1 kemudian ditambahkan dengan bujur d1 tersebut.
d1 d1’ n1 adalah segitiga bola
siku-siku maka perhitungannya menggunakan aturan segitiga bola siku-siku juga.
4. Jarak d1’ ke n1
Tan (jarak d1’-n1) = Sin (lintang d1) * Tan (180 - sudut d1)
= Sin (lintang d1) * Tan (- sudut d1)
= Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Tan (96° 45’ 00,575’’)
Tan (jarak d1’-n1) = 3,346861909264840
Jarak d1-n1 = 73° 21’ 52,272’’
5. Bujur lokasi titik n1 = bujur d1 + jarak d1’-n1
Bujur lokasi titik n1 = -153° 13’ 18,905’’ + 73° 21’ 52,272’’
Bujur lokasi titik n1 = -79° 51’ 26,633’’
6. Sudut n1
Cos (sudut n1) = Cos (lintang d1) * sin (180 – sudut d1)
Cos (sudut n1) = Cos (lintang d1) * sin (sudut d1)
= Cos (-23° 23’ 54,609’’) * sin (96°
45’ 00,575’’)
= 0,911371758619478
Sudut n1 = 24° 18’ 15,797’’
Mengapa dalam perhitungan di atas ada 180 - sudut d1 ?
Sudut d1 adalah sudut d2-d1-d1’ hasil perhitungan sebelumnya,
180 – sudut d1 adalah sudut d1’-d1-n1 yang merupakan sudut pelurus 180°
atau sudut suplemennya
7. Bujur n2 = bujur n1 +180
Bujur n2 =
-79° 51’ 26,633’’ +180
Bujur n2 =
100° 08’ 33,367’’
8. Sudut n2 = - sudut n1
Sudut n2 =
- 24° 18’ 15,797’’
Mengapa sudut n2 bernilai negative sementara
sudut n1 positif?
Sudut n2 bernilai negative karena garis ataua
lingkaran tersebut memotong ekuator secara miring ke kiri, sehingga membentuk
kuadran 2 dan kuadran 4 dimana salah satu sumbunya negative.
Berbeda pada sudut n1, lingkaran memotong
ekuator secara miring ke kanan sehingga membentuk kuadran 1 yang kedua sumbunya
positif dan kuadran 3 yang kedua sumbunya negative.
Sampai di sini kita telah mendapat informasi penting bahwa ada suatu
lingkaran besar yang memotong ekuator di titik -79° 51’ 26,633’’ BB dan 100° 08’ 33,367’’ BT dengan sudut kemiringan 24° 18’ 15,797’’ dan
-24° 18’ 15,797’’
Mengecek apakah lingkaran tersebut melewati Ka’bah atau tidak
Dengan data tersebut maka kita bisa mengecek lingkaran tersebut lewat di
titik mana saja (lintang dan bujur). Demikian pula kita bisa mengecek apakah
lingkaran tersebut melewati titik koordinat ka’bah atau tidak. Kalau melewati
berarti lingkaran tersebut adalah sebuah lingkaran qiblat, kalau tidak berarti
bukan lingkaran qiblat.
Kita buktikan sebagaiberikut :
Bujur Ka’bah = 39° 49’ 46,270’’
Lintang Ka’bah = 21° 25’ 18,890’’
(koordinat Ka’bah versi salah satu aplikasi excel Gus Moeid (Ibnu Zahid Abdo El-Moeid ) yang Beliau simpan di Link
berikut :
Titik acuan n1
Selisih
bujur Ka’bah dan n1 (Δλ) = 39° 49’
46,270’’ – (-79° 51’ 26,633’’)
Selisih bujur Ka’bah dan n1 (Δλ) = 119° 41’ 12,903’’
Lintang
ka’bah yaitu garis M’ M (φM)
Tan (φM) = Tan (sudut n1) * Sin
(Δλ)
Tan (φM) = Tan (24° 18’
15,797’’) * Sin (119° 41’ 12,903’’)
= 0,392333334991728
(φM) =
21° 25’ 18,237’’
Titik acuan n2
Selisih bujur Ka’bah dan n2 (Δλ) = 39° 49’
46,270’’ – 100° 08’ 33,367’’
Selisih bujur Ka’bah dan n2 (Δλ) = -60° 18’ 47,097’’
Lintang ka’bah yaitu garis M’ M (φM)
Tan (φM) = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan (φM) = Tan (-24° 18’ 15,797’’) * Sin (-60° 18’ 47,097’’)
= 0,392333334991728
(φM) =
21° 25’ 18,237’’
Jika mengabaikan angka di belakang
koma antara data lintang Ka’bah versi Gus Moeid dan hasil perhitungan baik
mengacu titik n1 maupun titik n2 adalah sama yaitu 21° 25’ 18’’.
Dengan demikian terbukti benar bahwa garis atau lingkaran yang kita hitung
ini adalah garis atau lingkaran qiblat karena lingkaran tersebut melewati
Ka’bah.
Mengecek apakah lingkaran tersebut melewati kupang atau tidak
Sekarang kita buktikan apakah
lingkaran tersebut melewati koordinat Kupang atau tidak. Jika benar melewati
Kupang berarti garis atau lingkaran tersebut adalah benar sebagai garis atau
lingkaran qiblat bagi kota Kupang. Jika tidak melewati berarti juga bukan.
Bujur Kupang = 123° 34’ BT
Lintang Kupang = -10° 10’ 40” LS
acuan titik n1
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ) = 123° 34’ – (-79° 51’ 26,633’’)
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ) = 203° 25’
26,633’’
Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan (φK) = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan (φK) = Tan (24° 18’ 15,797’’) * Sin (203° 25’ 26,633’’)
=-0,179529830
(φK) =
-10° 10’ 40,362’’
Atau bisa juga dihitung seperti ini :
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ) = 203° 25’
26,633’’
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ) = 203° 25’
26,633’’ – 360
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ) = -156° 34’
33,367’’
Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan (φK) = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan (φK) = Tan (24° 18’ 15,797’’) * Sin (-156° 34’ 33,367’’)
=-0,179529830
(φK) =
-10° 10’ 40,362’’
Dihitung dengan acuan titik n2
Selisih Bujur Kupang dan n2(Δλ) = 123° 34’ – 100° 08’ 33,367’’
Selisih Bujur Kupang dan n2(Δλ) = 23° 25’ 26,633’’
Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan (φK) = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan (φK) = Tan (-24° 18’ 15,797’’) * Sin (23° 25’ 26,633’’)
=-0,179529830
(φK) =
-10° 10’ 40,362’’
Dengan mengabaikan angka di belakang koma maka terlihat bahwa data lintang
Kupang Lokasi penelitian dan hasil perhitungan adalah sesuai,yaitu menunjuk
nilai
-10° 10’ 40,362’’ LS
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
garis atau lingkaran tersebut adalah lingkaran
qiblat bagi kota Kupang.
Dari seluruh proses perhitungan membuktikan bahwa lingkaran yang dibentuk
oleh titik jatuhnya matahari pada jam-jam
penelitian adalah benar-benar lingkaran qiblat yang melewati Ka’bah dan
juga melewati sebuah titik di lokasi pengamatan (Kupang). Dengan demikian antara
hasil penelitian dan tinjauana matematis dengan menggunakan teori segitiga bola
sudah benar dan sesuai.
Batas Barat Dan Batas Timur
Selanjtnya jika dari titik d1 ditarik ke Barat sejauh 90° sepanjang
lingkaran Qiblat tersebut maka titik tersebut merupakan batas Barat bagi
daerah-daerah yang mengalami dua kali bayangan qiblat. Sementara batas Timurya
adalah sejauh 90° ditarik dari titik d2 juga sepanjang lingkaran qiblat
tersebut.
Daerah-daerah sepanjang garis yang dibatasi oleh batas barat dan batas
timur tersebut adalah daerah-daerah yang mengalami dua kali terjadinya bayangan
matahari yang berhimpit dengan arah qiblat daerah-daerah tersebut.
Gb 6
Batas barat
Selisih bujur d1-n2 (Δλ) =
bujur d1 – bujur n2
(Δλ) =
-153° 13’ 18,905’’ – 100° 08’ 33,367’’
= -253° 21’ 52,272’’
= -253° 21’ 52,272’’ + 360
= 106° 38’ 07,728’’
Jarak d1-n2
Cos (jarak) =
Cos (lintang d1) * cos (Δλ)
Cos (jarak) =
Cos (-23° 23’ 54,609’’) * cos (106° 38’ 07,728’’)
=-0,262739370395565
Jarak d1-n2 =
105° 13’ 57,608’’
Jarak d1 ke B = 90°
Jarak B – n2 =
105° 13’ 57,608’’ – 90° = 15° 13’ 57,608’’
B’ – n2
Tan (B’-n2) =
Tan (jarak B-n2) * cos (sudut n2)
Tan (B’-n2) =
Tan (15° 13’ 57,608’’) * cos (-24° 18’ 15,797’’)
=0,248172319303011
(B’-n2) = 13° 56’ 15,514’’
Bujur B =
bujur n2 + (B’ n2)
Bujur B =
100° 08’ 33,367’’+ 13°
56’ 15,514’’
Bujur B =
114° 04’ 48,880’’
Lintang B
Sin (Lintang B) =
Sin (B’ n2) * Sin (sudut n2)
= Sin (13° 56’ 15,514’’) * Sin (-24° 18’ 15,797’’)
= -0,099136522471160
(Lintang B) =
-5° 41’ 22,019’’
Kesimpulannya titik batas Barat (B) =
-5° 41’ 22,019’’ LS 114° 04’ 48,880’’ BT
Batas timur
Selisih bujur d2-n1 (Δλ) =
bujur d2 – bujur n1
(Δλ) =
173° 31’ 37,178’’ – (-79° 51’
26,633’’)
(Δλ) =
173° 31’ 37,178’’ + 79° 51’ 26,633’’
(Δλ) = 253° 23’ 03,811’’
= 253° 23’ 03,811’’ - 360
= -106° 36’ 56,189’’
Jarak d2-n1
Cos (jarak) =
Cos (lintang d2) * cos (Δλ)
Cos (jarak) =
Cos (-23° 24’ 02,395’’ ) * cos (-106° 36’ 56,189’’)
=-0,262434364795918
Jarak d2-n1 =
105° 12’ 52,408’’
Jarak d2 ke T = 90°
Jarak n1 - T = 90° - 105° 12’ 52,408’’ = -15° 12’ 52,408’’
n1 – T’
Tan (n1 – T’) =
Tan (jarak n1 - T) * cos (sudut n1)
Tan (n1 – T’) =
Tan (-15° 12’ 52,408’’) * cos (24° 18’ 15,797’’)
= -0,247862901581570
(n1 – T’) =
-13° 55’ 15,390’’
Bujur T =
bujur n1 + (n1-T)
Bujur T =
-79° 51’ 26,633’’ + (-13°
55’ 15,390’’)
Bujur T =
-79° 51’ 26,633’’ -
13° 55’ 15,390’’
Bujur T =
-93° 46’ 42,023’’
Lintang T
Sin (Lintang T) =
Sin (n1- T’) * Sin (sudut n1)
= Sin (-13° 55’ 15,390’’) * Sin (24° 18’ 15,797’’)
= -0,099020078766178
(Lintang T) =
-5° 40’ 57,882’’
Kesimpulannya titik batas Timur (T)
= -5° 40’ 57,882’’ LS -93° 46’ 42,023’’ BB
\
Dalam gambar peta yang lebih nyata
adalah sebagai berikut :
Gb 7
contoh salah satu tempat lain yang berada dalam jalur tersebut adalah
sebuah tempat di selatan Steaten River National Park Queensland di Benua
Australia dengan koordinat -16° 55’ 11,522’’ LS 142° 29’ 15,936’’ BT. Baying-bayang matahari
yang berhimpit dengan arah qiblat lokasi tersebut terjadi pada jam 07 : 09 : 38
UT +9 dan 09 : 22 : 41 UT + 9 dengan arah qiblat 287° 42’ 37,255’’ dengan azimuth bayangan arah qiblat sebesar
287° 42’ 37,255’’.
Wallahu a’lam
Yogyakarta, 25
Desember 2014 16 : 45 WIB
Muhammad Wasil
Penyuka Falak
Hisab
Tinggal di
Mlangi 04 / 32
Nogotirto
Gamping Sleman
Yk
55292
085747111744