Jumat, 26 Desember 2014

MENJELASKAN TERJADINYA BAYANG-BAYANG QIBLAT DUA KALI DALAM SEHARI DENGAN SEGITIGA BOLA



MENJELASKAN TERJADINYA BAYANG-BAYANG QIBLAT DUA KALI


DALAM SEHARI DENGAN SEGITIGA BOLA

Oleh : Muhammad Wasil




 

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

kalau malas baca langsung, bisa download aja di SINI


Pertama kali penulis mengucapkan selamat kepada Gus Moeid (Ibnu Zahid Abdo El-Moeid ) dan tim LAFAL (LAFAL ( Lajnah Falakiyah Al-Mubarok Lanbulan )  yang sukses dengan gemilang dalam penelitian pembuktian bahwa di Kupang terjadi dua kali Imkan bayangan matahari yang berhimpit dengan arah qiblat kota tersebut.
Data ringkasnya adalah sebagaiberikut:
Nama Lokasi            : Kupang
Koordinat Lokasi    : -10° 10’ 40” LS 123° 34’ BT
Arah Qiblat Lokasi  : 292° 11’ 21” Utara ke Timur
Bayangan Qiblat     : 112° 11’ 21” Utara ke Timur
Hari pengamatan    : Jumat Pahing
Tanggal pengamatan : 19 Desember 2014
Hasil
Imkan pertama        : 06 : 09 : 38 WITA
Imkan kedua                        : 08 : 22 : 41 WITA

Pada jam-jam tersebut azimuth matahari dari lokasi adalah 112° 11’ 21” sehingga baangannya mengarah ke 292° 11’ 21” berhimpit arah qiblat lokasi.

Sumber : video Youtube  http://youtu.be/U6HnBc9oiKE


Selain mengucapkan selamat penulis juga berterima kasih kepada beliau-beliau yang mengawaki penelitian pembuktian tersebut dan karena dari rilis hasil penelitian tersebut pula penulis bisa menyuguhkan tulisan sederhana ini kepada pembaca sekalian sebagai pelengkap saja.


Pendahuluan singkat


Qiblat adalah sebagian dari arah. Arah di permukaan bumi  kalau dilukiskan adalah sebuah sudut yang menghubungkan dua titik di permukaan bumi tersebut dengan garis terpendek.



Gb 1

Ilustrasi arah M dari kota K

Arah qiblat adalah sebuah sudut yang menghubungkan sebuah titik dipermukaan bumi dengan ka’bah dengan garis terpendek.
Misal titik M adalah adalah Ka’bah di Makkah dan K adalah kota Kupang Indonesia,maka gambar di atas adalah gambar ilustrasi arah qiblat di kota Kupang. Untuk standarisasi sudut arah qiblat dihitung dari titik Utara ke kanan searah jarum jam sampai garis yang menghubungkan Kupang dan Ka’bah (K M)





Tentang perhitungan arah qiblat sudah banyak tulisan yang membahasnya. Sebagai penyegaran bisa juga dengan langkah-langkah sebagi berikut :


Lintang lokasi          = -10° 10’ 40” LS
Bujur lokasi              =  123° 34’ BT
Lintang Ka’bah        = 21° 25’ 18,890’’ LU
Bujur Ka’bah           = 39° 49’ 46,270’’ BT

Selisih bujur (Δλ)    = 123° 34’ - 39° 49’ 46,270’’
Selisih bujur (Δλ)    = 83° 44’ 13,730’’


Jarak Kupang- Ka’bah


Cos (jarak)                = cos (Δλ) * Cos (lintang Kupang) * Cos (lintang Ka’bah)
+ Sin (lintang Kupang) * Sin (lintang Ka’bah)

Cos (jarak)                = cos (83° 44’ 13,730’’) * Cos (-10° 10’ 40”) * Cos (21° 25’ 18,890’’)
+ Sin (-10° 10’ 40”) * Sin (21° 25’ 18,890’’)

Cos (jarak)                = 0,0354177511
Jarak Kpg Kbh         = 87° 58’ 13,036’’

Sudut di Kupang yang merupakan arah Qiblat dari Kupang


Cos (Qiblat)  = (-Sin(lintang Kupang) * Cos (jarak Kupang-Ka’bah) + sin (lintangKa’bah))
/ Cos (lintang Kupang) / Sin (jarak Kupang Ka’bah)

Cos (Qiblat)  = (-Sin(-10° 10’ 40”) * Cos (87° 58’ 13,036’’) + sin (21° 25’ 18,890’’))
/ Cos (-10° 10’ 40”) / Sin (87° 58’ 13,036’’)

Cos (Qiblat)  = 0,0354177511
Qiblat             = 67° 48’ 38,627’’

Karena berada di kuadran 4 maka hasil tersebut dikurangkan dari 360
360 -  67° 48’ 38,627’’ = 292° 11’ 21,373’’

Qiblat Kupang = 292° 11’ 21,373’’
Azimuth bayangan Qiblat = 292° 11’ 21,373’’- 180 =112° 11’ 21,373’’





Selanjutnya garis tersebut (Gb 1) dalam tulisan ini disebut GARIS QIBLAT. Garis tersebut jika diperpanjang akan menjadi sebuah lingkaran besar yang melewati Ka’bah dan kota-kota yang berada di sepanjang lingkaran tersebut. Kota –kota tersebut BUKAN mempunyai besar sudut qiblat yang sama namun berbeda-beda dan hanya saja dihubungkan oleh garis qiblat yang sama. Maka Garis Qiblat bisa juga di sebut LINGKARAN QIBLAT.
 
Lingkaran besar (lingkaran yang berpusat di pusat bumi selalu memotong garis ekuator di dua titik. Jarak kedua titik potong tersebut adalah 180°. Begitu juga garis qiblat tersebut juga memotong ekuator di dua titik.


Gb 2


Bayang-bayang arah qiblat


Terjadinya azimuth matahari atau azimuth bayangan matahari yang berhimpit dengan arah qiblat bagi suatu lokasi adalah terjadinya perpotonngan  garis edar matahari harian dengan garis qiblat, jika terjadi dua maka perpotongan tersebut juga terjadi dua kali,  dan rentang waktu terjadinya dua kali perpotongan tersebut tidak lebih dari 12 jam. Sehingga ada daerah-daerah yang ketika terjadinya perpotongan tersebut adalah siang hari matahari berada di atas ufuk.

Daearah-daerah yang dimaksud adalah beberapa daerah di sepanjang garis qiblat tersebut. Sedangkan 12 jam hanya angka kasar mengacu bahwa sehari adalah 12 jam. Sebenarnya sehari tidak mesti 12 jam namun tergantung tinggi rendah lintang lokasi.
Tentang perpotongan tersebut silakan merujuk ke tulisan saya sebelumnya di :

 

pembuktian


Sekarang akan penulis jelaskan dan buktikan hasil penelitian  beliau-beliau tersebut dengan segitiga bola

Ketika ekuator langit dihimpitkan dengan ekuator bumi maka nilai deklinasi suatu benda langi (dalam hal ini :matahari) akan berhimpit dengan nilai lintang suatu lokasi di permukaan bumi. Sedang nilai bujurnya bisa diturunkan dari jam (UT + PW) bersesuaian dengan saat nilai deklinasi tersebut dicapai.

Dengan kata lain dari data jam kita bisa mengatakan bahwa matahari saat itu berada tepat di atas suatu lokasi di permukaan bumi (titik jatuhnya matahari di permukaan bumi) . Dan selanjutnya lokasi tersebut bisa kita hitung arah dan jaraknya. Dengan prinsip seperti itulah penjelasan dan pembuktian dalam tulisan ini.

Kita akan membuktikan  apakah titik jatuhnya matahari pada jam-jam hasil penelitian tersebut berada pada garis /lingkaran qiblat yang menghubungkan Ka’bah dan Kupang atau tidak. Jika titik jatuhnya berada tepat di garis tersebut maka hasil penelitian dan pembuktian teori ini benar, jika tidak maka juga sebaliknya.

Menghitung titik jatuh matahari pada jam-jam hasil penelitian 19 Desember 2014


1.    19 Desember 2014 Jam 06 : 09 : 38 WITA

Ubah jam WITA ke UT 19 desember 2014 jam 06 : 09 : 38 WITA = 18 Desember jam 22 : 09 : 38 UT
(WITA = UT + 8)
Hitung deklinasi matahari pada saat itu, hasilnya = -23° 23’ 54,609’’ .
Selanjutnya kita anggap sebagai lintang lokasi  -23° 23’ 54,609’’  LS
Hitung perata waktu. PW  = 0,054239 atau 00:03:15,260

Untuk menghitung deklinasi  ataupun PW  silakan merujuk ke buku ephemeris atau apliaksi ephemeris yang lain.

Menghitung nilai Bujur
Untuk menghitung nilai bujur menggunakan rumus sebagai berikut : Bujur = -15 * ( UT + PW ) - 180
Bujur = -15 * (22 : 09 : 38 + 00 : 03 : 15,260 ) – 180 = -153° 13’ 18,905’’ BB

Sampai di sini dari jam tgl18 Desember 2014 jam 22 : 09 : 38 UT kita mendapat suatu titik lokasi yaitu  -23° 23’ 54,609’’ LS -153° 13’ 18,905’’ BB

2.    19 Desember 2014 Jam 08 : 22 : 41 WITA

Ubah jam WITA ke UT 19 desember 2014 jam 08 : 22 : 41 WITA = 19 Desember jam 00 : 22 : 41 UT
(WITA = UT + 8)
Hitung deklinasi matahari pada saat itu, hasilnya = -23° 24’ 02,395’’ .
Selanjutnya kita anggap sebagai lintang lokasi   = -23° 24’ 02,395’’   LS
Hitung perata waktu. PW  = 0,05347819  atau 00:03:12,521

Untuk menghitung deklinasi  ataupun PW  silakan merujuk ke buku ephemeris atau apliaksi ephemeris yang lain.

Menghitung nilai Bujur
Untuk menghitung nilai bujur menggunakan rumus sebagai berikut : Bujur = -15 * ( UT + PW ) - 180
Bujur = -15 * (00 : 22 : 41 + 00 : 03 : 12,521 ) – 180 = 173° 31’ 37,178’’  BT

Sampai di sini dari jam tgl19 Desember  2014 jam 00 : 22 : 41 UT kita mendapat suatu titik lokasi yaitu  -23° 24’ 02,395’’   LS   173° 31’ 37,178’’  BT.




Kedua titik tersebut kalau diilustarsikan adalah sebagai berikut :


Gb 3

Jarak d1’ - d1 =23° 23’ 54,609’’ .dihitung dari ekuator ke seletan
Jarak 0 – d1’ =153° 13’ 18,905’’ dihitung dari meridian 0 ke barat

Jarak d2’ – d2 =23° 24’ 02,395’’  .dihitung dari ekuator ke seletan
Jarak 0 – d1’ =173° 31’ 37,178’’  dihitung dari meridian 0 ke timur










Membuat lingkaran besar

Selanjutnya kedua titik tersebut kita hubungkan dengan suatu garis dan kemudian garis tersebut diperpanjang sehingga membentuk lingkaran ingat keterangan di atas bahwa lingkaran besar selalu memotong ekuator di dua titik.


Gb 4

n1 dan n2 adalah titik potong antara ekuator dan lingkaran yang menghubungkan d1 dan d2.

Atau  kalau bola bumi kita belah bisa diilustrasikan sebagai sebagi berikut:


Gb 5

 

menghitung sudut-sudutnya dan jarak-jaraknya


1.    Selisih bujur d1-d2 (Δλ)

Selisih bujur d1-d2 (Δλ)          = (-153° 13’ 18,905’’)-173° 31’ 37,178’’
(Δλ)                                              = -326° 44’ 56,083’’

Supaya tidak mendapatkan bilangan negative bisa ditambah dengan 360 (satu putaran penuh/lingkaran) -326° 44’ 56,083’’ + 360 = 33° 15’ 03,917’’

Sebenarnya dalam lingkaran, antara selisih sebesar -326° 44’ 56,083’’ atau 33° 15’ 03,917’’ atau 326° 44’ 56,083’’ ataupun  -33° 15’ 03,917’’ menunjuk selisih yang sama yaitu 33° 15’ 03,917’’

2.    Jarak d2 dari d1

Cos (jarak)          = cos (Δλ) * Cos (lintang d1) * Cos (lintang d2)+ Sin (lintang d1) * Sin (lintang d2)
= cos (33° 15’ 03,917’’ ) * Cos (-23° 23’ 54,609’’ ) * Cos (-23° 24’ 02,395’’ )+ Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Sin (-23° 24’ 02,395’’ )

Cos (jarak)          = 0,862098521612007
Jarak d1-d2        = 30° 26’ 49,100’’


3.    Sudut d1 yang merupakan azimuth d2 dilihat dari d1

Cos (sudut d1)   = (-Sin(lintang d1) * Cos (jarak d1-d2) + sin (lintang d2))/Cos (lintang d1) / Sin (jarak d1-d2)
= (-Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Cos (30° 26’ 49,100’’) + sin (-23° 24’ 02,395’’)) / Cos (-23° 23’ 54,609’’) / Sin (30° 26’ 49,100’’)
Cos (sudut d1)   = -0,117829031925659
Sudut d1             = 96° 45’ 00,575’’

Dua tahap perhitungan yang baru saja dilewati adalah sebagaimana menghitung arah qiblat seperti di atas.

Selanjutnya kita perlu menghitung di manakah garsi tersebut memotong ekuator (n1 dan n2 ) dan berapa kemiringan sudutnya.

Karena bujur d1 sudah diketahui maka untuk mengetahui bujur n1 adalah menghitung jarak d1’ n1 kemudian ditambahkan dengan bujur d1 tersebut.
d1 d1’ n1  adalah segitiga bola siku-siku maka perhitungannya menggunakan aturan segitiga bola siku-siku juga.

4.    Jarak d1’ ke n1

Tan (jarak d1’-n1)         = Sin (lintang d1) * Tan (180 - sudut d1)
= Sin (lintang d1) * Tan (- sudut d1)
= Sin (-23° 23’ 54,609’’) * Tan (96° 45’ 00,575’’)
Tan (jarak d1’-n1)         = 3,346861909264840
Jarak d1-n1                    = 73° 21’ 52,272’’


5.    Bujur lokasi titik n1       = bujur d1 + jarak d1’-n1

Bujur lokasi titik n1       = -153° 13’ 18,905’’  + 73° 21’ 52,272’’
Bujur lokasi titik n1       = -79° 51’ 26,633’’

6.    Sudut  n1

Cos (sudut n1)              = Cos (lintang d1) * sin (180 – sudut d1)
Cos (sudut n1)              = Cos (lintang d1) * sin (sudut d1)
= Cos (-23° 23’ 54,609’’) * sin (96° 45’ 00,575’’)
= 0,911371758619478
Sudut n1                        = 24° 18’ 15,797’’

Mengapa dalam perhitungan di atas ada 180 - sudut d1 ?
Sudut d1 adalah sudut d2-d1-d1’ hasil perhitungan sebelumnya,
180 – sudut d1 adalah sudut d1’-d1-n1 yang merupakan sudut pelurus 180° atau sudut suplemennya

7.    Bujur n2                         = bujur n1 +180

Bujur n2                         = -79° 51’ 26,633’’  +180
Bujur n2                         = 100° 08’ 33,367’’

8.    Sudut n2                                    = - sudut n1

Sudut n2                                    = - 24° 18’ 15,797’’

Mengapa sudut n2 bernilai negative sementara sudut n1 positif?
Sudut n2 bernilai negative karena garis ataua lingkaran tersebut memotong ekuator secara miring ke kiri, sehingga membentuk kuadran 2 dan kuadran 4 dimana salah satu sumbunya negative.

Berbeda pada sudut n1, lingkaran memotong ekuator secara miring ke kanan sehingga membentuk kuadran 1 yang kedua sumbunya positif dan kuadran 3 yang kedua sumbunya negative.

Sampai di sini kita telah mendapat informasi penting bahwa ada suatu lingkaran besar yang memotong ekuator di titik -79° 51’ 26,633’’ BB dan 100° 08’ 33,367’’ BT  dengan sudut kemiringan  24° 18’ 15,797’’ dan -24° 18’ 15,797’’

Mengecek apakah lingkaran tersebut melewati Ka’bah atau tidak

Dengan data tersebut maka kita bisa mengecek lingkaran tersebut lewat di titik mana saja (lintang dan bujur). Demikian pula kita bisa mengecek apakah lingkaran tersebut melewati titik koordinat ka’bah atau tidak. Kalau melewati berarti lingkaran tersebut adalah sebuah lingkaran qiblat, kalau tidak berarti bukan lingkaran qiblat.
Kita buktikan sebagaiberikut :


Bujur Ka’bah                 = 39° 49’ 46,270’’
Lintang Ka’bah             = 21° 25’ 18,890’’
(koordinat Ka’bah versi salah satu aplikasi excel Gus Moeid (Ibnu Zahid Abdo El-Moeid ) yang Beliau simpan di Link  berikut :

 

 

Titik acuan n1


Selisih bujur Ka’bah dan n1 (Δλ)      = 39° 49’ 46,270’’ – (-79° 51’ 26,633’’)
Selisih bujur Ka’bah dan n1 (Δλ)      = 119° 41’ 12,903’’

Lintang ka’bah yaitu garis M’ M (φM)
Tan  (φM)                                               = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan  (φM)                                               = Tan (24° 18’ 15,797’’) * Sin (119° 41’ 12,903’’)
= 0,392333334991728
(φM)                                                         = 21° 25’ 18,237’’


Titik  acuan  n2


Selisih bujur Ka’bah dan n2 (Δλ)      = 39° 49’ 46,270’’ – 100° 08’ 33,367’’
Selisih bujur Ka’bah dan n2 (Δλ)      = -60° 18’ 47,097’’


Lintang ka’bah yaitu garis M’ M (φM)
Tan  (φM)                                    = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan  (φM)                                    = Tan (-24° 18’ 15,797’’) * Sin (-60° 18’ 47,097’’)
= 0,392333334991728
(φM)                                             = 21° 25’ 18,237’’

Jika  mengabaikan angka di belakang koma antara data lintang Ka’bah versi Gus Moeid dan hasil perhitungan baik mengacu titik n1 maupun titik n2 adalah sama yaitu 21° 25’ 18’’.
Dengan demikian terbukti benar bahwa garis atau lingkaran yang kita hitung ini adalah garis atau lingkaran qiblat karena lingkaran tersebut melewati Ka’bah.

Mengecek apakah lingkaran tersebut melewati kupang atau tidak

Sekarang kita buktikan  apakah lingkaran tersebut melewati koordinat Kupang atau tidak. Jika benar melewati Kupang berarti garis atau lingkaran tersebut adalah benar sebagai garis atau lingkaran qiblat bagi kota Kupang. Jika tidak melewati berarti juga bukan.

Bujur Kupang = 123° 34’ BT
Lintang Kupang = -10° 10’ 40” LS

 acuan titik n1


Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ)     = 123° 34’ – (-79° 51’ 26,633’’)
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ)     = 203° 25’ 26,633’’


Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan  (φK)                                    = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan  (φK)                                    = Tan (24° 18’ 15,797’’) * Sin (203° 25’ 26,633’’)
=-0,179529830
(φK)                                             = -10° 10’ 40,362’’





Atau bisa juga dihitung seperti ini :
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ)     = 203° 25’ 26,633’’
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ)     = 203° 25’ 26,633’’ – 360
Selisih Bujur Kupang dan n1(Δλ)     = -156° 34’ 33,367’’

Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan  (φK)                                    = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan  (φK)                                    = Tan (24° 18’ 15,797’’) * Sin (-156° 34’ 33,367’’)
=-0,179529830
(φK)                                             = -10° 10’ 40,362’’


Dihitung dengan acuan titik n2
Selisih Bujur Kupang dan n2(Δλ)     = 123° 34’ – 100° 08’ 33,367’’
Selisih Bujur Kupang dan n2(Δλ)     = 23° 25’ 26,633’’

Lintang Kupang atau K’ K (φK)
Tan  (φK)                                    = Tan (sudut n1) * Sin (Δλ)
Tan  (φK)                                    = Tan (-24° 18’ 15,797’’) * Sin (23° 25’ 26,633’’)
=-0,179529830
(φK)                                             = -10° 10’ 40,362’’


Dengan mengabaikan angka di belakang koma maka terlihat bahwa data lintang Kupang Lokasi penelitian dan hasil perhitungan adalah sesuai,yaitu menunjuk nilai
-10° 10’ 40,362’’ LS
Dengan  demikian bisa dikatakan bahwa garis atau lingkaran tersebut adalah lingkaran  qiblat bagi kota Kupang.

Dari seluruh proses perhitungan membuktikan bahwa lingkaran yang dibentuk oleh titik jatuhnya matahari pada jam-jam  penelitian adalah benar-benar lingkaran qiblat yang melewati Ka’bah dan juga melewati sebuah titik di lokasi pengamatan (Kupang). Dengan demikian antara hasil penelitian dan tinjauana matematis dengan menggunakan teori segitiga bola sudah benar dan sesuai.



Batas Barat Dan Batas Timur

Selanjtnya jika dari titik d1 ditarik ke Barat sejauh 90° sepanjang lingkaran Qiblat tersebut maka titik tersebut merupakan batas Barat bagi daerah-daerah yang mengalami dua kali bayangan qiblat. Sementara batas Timurya adalah sejauh 90° ditarik dari titik d2 juga sepanjang lingkaran qiblat tersebut.
Daerah-daerah sepanjang garis yang dibatasi oleh batas barat dan batas timur tersebut adalah daerah-daerah yang mengalami dua kali terjadinya bayangan matahari yang berhimpit dengan arah qiblat daerah-daerah tersebut.


Gb 6


Batas barat

Selisih bujur d1-n2 (Δλ)          = bujur d1 – bujur n2

(Δλ)                                              = -153° 13’ 18,905’’ – 100° 08’ 33,367’’
= -253° 21’ 52,272’’
= -253° 21’ 52,272’’ + 360
= 106° 38’ 07,728’’

Jarak d1-n2
Cos (jarak)                                 = Cos (lintang d1) * cos  (Δλ)
Cos (jarak)                                 = Cos (-23° 23’ 54,609’’) * cos  (106° 38’ 07,728’’)
=-0,262739370395565
Jarak d1-n2                                = 105° 13’ 57,608’’

Jarak  d1 ke B                            = 90°
Jarak B – n2                              = 105° 13’ 57,608’’ – 90° = 15° 13’ 57,608’’

B’ – n2
Tan (B’-n2)                                 = Tan (jarak B-n2) * cos (sudut n2)
Tan (B’-n2)                                 = Tan (15° 13’ 57,608’’) * cos (-24° 18’ 15,797’’)
=0,248172319303011
(B’-n2)                                         = 13° 56’ 15,514’’

Bujur B                                       = bujur n2 + (B’ n2)
Bujur B                                       = 100° 08’ 33,367’’+ 13° 56’ 15,514’’
Bujur B                                       = 114° 04’ 48,880’’

Lintang B
Sin (Lintang B)                          = Sin (B’ n2) * Sin (sudut n2)
= Sin (13° 56’ 15,514’’) * Sin (-24° 18’ 15,797’’)
= -0,099136522471160
(Lintang B)                                 = -5° 41’ 22,019’’

Kesimpulannya titik batas Barat  (B)  = -5° 41’ 22,019’’ LS 114° 04’ 48,880’’ BT


Batas  timur

Selisih bujur d2-n1 (Δλ)          = bujur d2 – bujur n1

(Δλ)                                              = 173° 31’ 37,178’’  – (-79° 51’ 26,633’’)
(Δλ)                                              = 173° 31’ 37,178’’  + 79° 51’ 26,633’’
(Δλ)                                              =  253° 23’ 03,811’’

=  253° 23’ 03,811’’ - 360
= -106° 36’ 56,189’’

Jarak d2-n1
Cos (jarak)                                 = Cos (lintang d2) * cos  (Δλ)
Cos (jarak)                                 = Cos (-23° 24’ 02,395’’ ) * cos  (-106° 36’ 56,189’’)
=-0,262434364795918
Jarak d2-n1                                = 105° 12’ 52,408’’

Jarak  d2 ke T                            = 90°
Jarak  n1 - T                               = 90° - 105° 12’ 52,408’’ = -15° 12’ 52,408’’

n1 – T’
Tan (n1 – T’)                              = Tan (jarak n1 - T) * cos (sudut n1)
Tan (n1 – T’)                              = Tan (-15° 12’ 52,408’’) * cos (24° 18’ 15,797’’)
= -0,247862901581570

(n1 – T’)                                      = -13° 55’ 15,390’’

Bujur T                                        = bujur n1 + (n1-T)
Bujur T                                        = -79° 51’ 26,633’’ + (-13° 55’ 15,390’’)
Bujur T                                        = -79° 51’ 26,633’’ - 13° 55’ 15,390’’
Bujur T                                        = -93° 46’ 42,023’’


Lintang T
Sin (Lintang T)                          = Sin (n1- T’) * Sin (sudut n1)
= Sin (-13° 55’ 15,390’’) * Sin (24° 18’ 15,797’’)
= -0,099020078766178

(Lintang T)                                 = -5° 40’ 57,882’’


Kesimpulannya titik batas Timur (T)  = -5° 40’ 57,882’’ LS -93° 46’ 42,023’’ BB




\


Dalam  gambar peta yang lebih nyata adalah sebagai berikut :


Gb 7

contoh salah satu tempat lain yang berada dalam jalur tersebut adalah sebuah tempat di selatan Steaten River National Park Queensland di Benua Australia dengan koordinat -16° 55’ 11,522’’ LS  142° 29’ 15,936’’ BT. Baying-bayang matahari yang berhimpit dengan arah qiblat lokasi tersebut terjadi pada jam 07 : 09 : 38 UT +9 dan 09 : 22 : 41 UT + 9 dengan arah qiblat 287° 42’ 37,255’’  dengan azimuth bayangan arah qiblat sebesar 287° 42’ 37,255’’.















Wallahu a’lam




Yogyakarta, 25 Desember 2014 16 : 45 WIB
Muhammad Wasil
Penyuka Falak Hisab
Tinggal di
Mlangi 04 / 32 Nogotirto
Gamping Sleman Yk
55292
085747111744