Terinspirasi
dan sedikit menjawab pertanyaan dari
Rsdu
qblt lokal tdk akn trjd dlm 3 keadaan
1. Hrg mthlk dklnsi mthr lbh bsr dr hrg mthlk 90-azmut kblt.
2. Dklns mthri sm dg lntg tmpt
3.hrg mthlk sdt wkt rsd qblt lbh bsr dari stgh busur siang.
Sy msh brtny tny.. bgaimna cntoh dlm mslh nmr 1 dan 3? Dan apa pnrngan logis tntg ungkpn tersbut?
1. Hrg mthlk dklnsi mthr lbh bsr dr hrg mthlk 90-azmut kblt.
2. Dklns mthri sm dg lntg tmpt
3.hrg mthlk sdt wkt rsd qblt lbh bsr dari stgh busur siang.
Sy msh brtny tny.. bgaimna cntoh dlm mslh nmr 1 dan 3? Dan apa pnrngan logis tntg ungkpn tersbut?
Keterangan
gambar
Misal
M
= adalah kota Makkah (ka’bah)
M’-M
= nilai lintang kota Makkah
S
= sebuah kota berada di utara ekuator, dan di timur Ka’bah
S’-S
= nilai lintang kota S
M’-S’
= selisih bujur antara Makkah dan kota S
M-S
= adalah jarak antara Makkah dan kota S, jika garis ini diperpanjang maka
menjadi lingkaran qiblat kota S,
Azimuth
matahari akan bertepatan (berhimpit ) dengan arah qiblat jika matahari dalam
peredaran hariannya memotong lingkaran qiblat tersebut,
Contoh
:
D
= adalah posisi matahari pada suatu hari dan jam tertentu dalam peredaran
hariannya memotong lingkaran qiblat kota S
Karena
meridian D berada di barat meridian
titik S berarti saat itu adalah sore hari ( setelah tengah hari)
D’-D
adalah nilai deklinasi matahari saat itu
S-D
adalah jarak zenith
Jika
S-D < 90°, maka saat itu matahari masih kelihatan (belum tengelam)
Jika
S-D > 90°, maka saat itu matahari sudah tenggelam, dengan asumsi secara
sederhana bahwa tenggelamnya matahari (maghrib) adalah jarak zenith sebesar
90°(mengabaikan setengah diameter matahari, paralaks dip , refraksi dsb).
Begitu
juga titik Y,adalah posisi matahari pada suatu hari dan jam tertentu dalam
peredaran hariannya memotong lingkaran qiblat kota S
Karena
meridian Y berada di timur meridian
titik S berarti saat itu adalah pagi hari ( sebelum tengah hari), yang menuju arah
qiblat adalah bayangan benda tegak yang terkena cahaya matahari.
Jika
S-Y < 90°, maka saat itu matahari sudah kelihatan (sudah terbit)
Jika
S-Y > 90°, maka saat itu matahari belum terbit, dengan asumsi secara
sederhana bahwa terbitnya matahari adalah jarak zenith juga sebesar
90°(mengabaikan setengah diameter matahari, paralaks dip , refraksi dsb).
A
= adalah perpotongan antara lingkaran qiblat kota S dan ekuator. Besar sudut A
berbeda bagi kota satu dengan kota lainnya.
Jika
nilai deklinasi matahari > sudut A
maka peredaran matahari harian tidak berpotongan dengan lingkaran qiblat kota
tersebut, sehingga tidak terjadi azimuth matahari atau bayangannya yang
berhimpit arah qiblat,
Titk
X adalah posisi matahari dalam peredaran hariannya tidak memotong lingkaran
qiblat kota S
X’-X
adalah nilai deklinasi matahari saat itu yang > sudut A
Begitu
juga Z’-Z adalah nilai deklinasi pada suatu hari yang juga > sudut A,
sehingga peredaran haraian matahari hari itu tidak berpotongan dengan lingkaran
qiblat kota S.
Dengan
rumus segitiga bola besar sudut A dapat dihitung, besar sudut A memang tidak
jauh dengan sudut qiblat.
Jika
dikatakan jika nilai deklinasi matahari > sudut qiblat maka tidak terjadi
bayang-bayang qiblat adalah pendekatan dan untuk mempermudah saja.
Wallaahu a’lamjika ingin menyimpan dalam format pdf bisa ambil di sini