Jumat, 21 Maret 2014

MASIH SEKITAR AZIMUT MATAHARI YANG BERHIMPITAN DENGAN ARAH QIBLAT



Terinspirasi dan sedikit menjawab pertanyaan dari

Rsdu qblt lokal tdk akn trjd dlm 3 keadaan
1. Hrg mthlk dklnsi mthr lbh bsr dr hrg mthlk 90-azmut kblt.
2. Dklns mthri sm dg lntg tmpt
3.hrg mthlk sdt wkt rsd qblt lbh bsr dari stgh busur siang.
Sy msh brtny tny.. bgaimna cntoh dlm mslh nmr 1 dan 3? Dan apa pnrngan logis tntg ungkpn tersbut?




Keterangan gambar
Misal
M = adalah kota Makkah (ka’bah)
M’-M = nilai lintang kota Makkah
S = sebuah kota berada di utara ekuator, dan di timur Ka’bah
S’-S = nilai lintang kota S
M’-S’ = selisih bujur antara Makkah dan kota S
M-S = adalah jarak antara Makkah dan kota S, jika garis ini diperpanjang maka menjadi lingkaran qiblat kota S,

Azimuth matahari akan bertepatan (berhimpit ) dengan arah qiblat jika matahari dalam peredaran hariannya memotong lingkaran qiblat tersebut,
Contoh :
D = adalah posisi matahari pada suatu hari dan jam tertentu dalam peredaran hariannya memotong lingkaran qiblat kota S
Karena meridian D berada di barat meridian  titik S berarti saat itu adalah sore hari     ( setelah tengah hari)
D’-D adalah nilai deklinasi matahari saat itu
S-D adalah jarak zenith
Jika S-D < 90°, maka saat itu matahari masih kelihatan (belum tengelam)
Jika S-D > 90°, maka saat itu matahari sudah tenggelam, dengan asumsi secara sederhana bahwa tenggelamnya matahari (maghrib) adalah jarak zenith sebesar 90°(mengabaikan setengah diameter matahari, paralaks dip , refraksi dsb).

Begitu juga titik Y,adalah posisi matahari pada suatu hari dan jam tertentu dalam peredaran hariannya memotong lingkaran qiblat kota S
Karena meridian Y berada di timur meridian  titik S berarti saat itu adalah pagi hari    ( sebelum tengah hari), yang menuju arah qiblat adalah bayangan benda tegak yang terkena cahaya matahari.

Jika S-Y < 90°, maka saat itu matahari sudah kelihatan (sudah terbit)
Jika S-Y > 90°, maka saat itu matahari belum terbit, dengan asumsi secara sederhana bahwa terbitnya matahari adalah jarak zenith juga sebesar 90°(mengabaikan setengah diameter matahari, paralaks dip , refraksi dsb).

A = adalah perpotongan antara lingkaran qiblat kota S dan ekuator. Besar sudut A berbeda bagi kota satu dengan kota lainnya.
Jika nilai deklinasi matahari  > sudut A maka peredaran matahari harian tidak berpotongan dengan lingkaran qiblat kota tersebut, sehingga tidak terjadi azimuth matahari atau bayangannya yang berhimpit arah qiblat,

Titk X adalah posisi matahari dalam peredaran hariannya tidak memotong lingkaran qiblat kota S
X’-X adalah nilai deklinasi matahari saat itu yang > sudut A

Begitu juga Z’-Z adalah nilai deklinasi pada suatu hari yang juga > sudut A, sehingga peredaran haraian matahari hari itu tidak berpotongan dengan lingkaran qiblat kota S.

Dengan rumus segitiga bola besar sudut A dapat dihitung, besar sudut A memang tidak jauh dengan sudut qiblat.
Jika dikatakan jika nilai deklinasi matahari > sudut qiblat maka tidak terjadi bayang-bayang qiblat adalah pendekatan dan untuk mempermudah saja.
Wallaahu a’lam
jika ingin menyimpan dalam format pdf bisa ambil di sini