Selasa, 01 Mei 2012

Ulasan Kitab Nurul Anwar, Alkhulashotul Wafiyah Dan Badi’atul Mitsal


Ulasan Kitab Nurul Anwar, Alkhulashotul Wafiyah Dan Badi’atul Mitsal
Oleh : Muhammad Wasil
بسم الله الرحمن الرحيم
 الحمد لله رب العالمين. اشهد ان لااله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله. اللهم صل على سيدنا ومولانا محمد
Al Khulashotul Wafiyah, Badi’atul Mitsal dan Nurul Anwar adalah tiga kitab falak yang sering menjadi rujukan dalam ilmu falak, khususnya kalangan pesantren, di samping kitab-kitab yang lain seperti Ad-Duruusul Falakiyah, Fathu Roufil Manan, Sulamun Nayyiroin.
Tiga kitab yang penulis sebut di awal sudah lebih maju dibanding dengan dua kitab yang disebut terakhir, datanya tidak jauh berbeda dengan data astronomi modern. Dalam proses perhitungannya juga telah memperhitungkan lintang dan bujur pengamat.
Ketiga kitab tersebut bisa dikatakan sama dalam data yang dipakai maupun urutan langkah perhitungan (algoritmanya), bedanya adalah dalam hal alat bantu hitung yang digunakan.
Badi’atul Mitsal disusun berdasarkan model perhitungan memakai alat bantu rubu’ mujayyab, sementara Alkhulashotul Wafiyah disusun berdasar model perhitungan memakai alat bantu daftar logaritma. Sedangkan Nurul Anwar yang disusun belakangan sudah dimodernkan berdasar alat bantu kalkulator ataupun komputer.
Kalau Badi’atul Mitsal maupun Alkhulashotul Wafiyah datanya masih berformat buruj dan derajat, maka dalam Nurul Anwar datanya disusun sudah dalam format derajat. Walaupun Nurul Anwar sudah menggunakan alat bantu kalkulator ataupun komputer, namun tidak berarti meninggalkan gaya rubu’ dalam perhitungannya, dengan ciri-ciri belum menyertakan tanda bilangan (positif-negatif) dalam perhitungannya, sebagaimana menghitung dengan rubu’ maka tanda bilangan tersebut diberikan setelah proses perhitungan, sehingga dalam Nurul Anwar pun masih dikenal istilah ittifaq dan ikhtilaf ( sesuai arah dan beda arah) yang dinyatakan dalam rumus masing-masing.
Dari segi isinya, Alkhulashotul wafiyah bisa dikatakan materi yang dikandung sudah komplit meliputi, hisab waktu sholat, arah qiblat, ijtima’ hisab hilal awal bulan, gerhana dan materi-materi penting lainnya.
Sementara Badi’atul Mitsal adalah risalah tersendiri yang hanya memuat tentang hisab hilal awal bulan. Sedangkan Nurul Anwar mencakup hisab awal bulan dan gerhanan baik bulan maupun matahari. 
Terdorong cinta penulis kepada kitab-kitab berikut, penulis ingin membuat sedikit ulasan dalam hal  perhitungan hilal awal bulan dari ketiga kitab tersebut.
Penulis mengajak pembaca untuk membedah dan mengulas rumus-rumus dalam proses perhitungan, sehingga kita bisa  memahami lebih dari sekedar dapat mengerjakan hitungannya. Namun penulis tidak akan menerangkan langkah-langkah menggunakan rubu’ mujayyab ataupun tabel logaritma sebagaimana dalam Badi’atul Mitsal ataupun Alkhulashotul Wafiyyah. Penulis mengajak membahas persamaan rumus-rumusnya secara matematis.

lebih lanjut silakan download di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar