#tentang_tata_ko
secara umum dikenal 3 macam tata koordinat langit yang saling terkait, ketiga system tersebut adalah sebagai berikut:
1. sistem koordinat ekliptikal
dalam sistem koordinat ekliptikal posisi sebuah benda langit diposisikan berdasarkan pertemuan koordinasi bujur ekliptika dan lintang ekliptika
ekliptika adalah bidang edar matahari semu secara tahunan jika dipandang dari bumi (geosentris), namun jika dipandaang dari matahari sebagai titik pusatnya (heliosentris) maka ekliptika adalah bidang edar bumi mengelilingi matahari. koordinat yang didapat adalah nilai bujur dan nilai lintang dari benda langit.
Nilai bujur adalah sudut yang terbentuk oleh garis yang menghubungkan titik pengamat dan titik Aries/Hamel/
sementara lintang ekliptik dihitung dari garis/
Dus ekliptika sendiri adalah sebuah bidang yang membagi langit menjadi dua belahan utara dan selatan, sedangkan lingkaran ekliptika adalah lingkaran yang menghubungkan kutub utara ekliptik dan kutub selatan ekliptik dan tegak lurus dengan bidang ekliptika.
Nilai bujur ekliptika dihitung sepanjang bidang ekliptika dan nilai lintang ekliptika dihitung sepanjang lingkaran ekliptika.
para ahli terus berusaha
menyempurnakan model dan persamaannya tentang gerakan benda-benda langit
guna untuk mendapatkan nilai bujur dan lintang dari benda langit
tersebut, sejak zaman klasik yang masih berpandangan geosentris sampai
era mutakhir yang berpandangan helio sentris, dari kedua pandangan
tersebut sebetulnya sama namun hanya nilaibujurnya berselisih 180
derajat, begitu juga tentang nilai lintangnya terus disempurnakan untuk
mendapatkan nilai lintang yang lebih akurat, kalau dulu dianggap bumi
selalu tepat berada di bidang ekliptikanya ternyta pengetahuan modern
menemukan bahwa bumipun tidak selalu tepat berada di akliptikanya
walaupun pergeseran tersebut hanya seper berapa detik busur derajat
data
bujur ekliptika dan lintang ekliptika ini adalah data dasar maka bisa
kita lihat baik dalam kitab falak klasik maupun modern langkah pertama
perhitungan adalah menghitung nilai bujur dan lintang dari matahari dan
bulan, karena bumi dianggap masih selalu tepat berada di ekliptikanya
maka lintangnya dianggap nol, maka data yang didapat pertama kali adalah
bujur matahari, bujur bulan dan lintang bulan. baru kemudian dengan
rumus segitiga bola koordinat ekliptikal tersebut ditransfer ke sistem
koordinat ekuatorial dengan membutuhkan data tambahan yaitu kemiringan
ekliptika terhadap ekuator (al malilu a'dhom) dan kemiringan bidang
lintasan bulan terhadap ekliptika (al mailul kulli lil qomar). sehingga
bisa diturunkan menjadi koordinat asensiorekta dan deklnasi, dari
sistem koordinat equatorial kemudian diturunkan lagi menjadi sistem
koordinat horison (tinggi dan azimuth) untuk keperluan praktis observasi
untuk
mendapatkan nilai bujur dan lintang tersebut memerlukan input yang
berupa waktu tanggal bulan tahun jam menit dan detik kemudian dimasukkan
ke dalam persamaan tertentu atau tabel-tabel tertentu untuk nendapatkan
nilai bujur matahari rata-rata, nilai anomalinya (al khosshoh) kemudian
dilakukan koreksi-koreksi sehingga didapatkan nilai bujur matahari yang sudah terkoreksi sesuai posisi yang tampak dari bumi saat itu.
sementara untuk mendapatkan nilai bujur bulan input waktu tadi dimasukan dalam persamaan trttentu atau tabel tertentu untuk mendapatkan nilai bujur bulan rata-rata, anomalinya, jarak titik simpulnya antara bidang edar bulan dan ekliptika. kemudian dilakukan koreksi-koreksi sehingga didapatkan nilai bujur bulan dan lintangnya yang sesuai posisi yang tampak dari bumi
sementara untuk mendapatkan nilai bujur bulan input waktu tadi dimasukan dalam persamaan trttentu atau tabel tertentu untuk mendapatkan nilai bujur bulan rata-rata, anomalinya, jarak titik simpulnya antara bidang edar bulan dan ekliptika. kemudian dilakukan koreksi-koreksi
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar