Senin, 16 Januari 2012

JALAN KERBAU

Alkisah ada seorang petani.
Hidup di desa pinngir hutan lereng sebuah gunung.
Pak tani mempunyai seekor anak kerbau.
Tiap hari digiring ke sungai untuk dimandikan.

Awalnya yang dilewati adalah semak-semak.
Rumput-rumput terinjak kaki sang kerbau.
kemudian jadi jalan setapak.

Jalan itu makin lebar.
Tetangga pak tani ikut melewatinya.

Beberapa tahun kemudian
Warga desa bekerja giat.
Desanya makin maju.

Datang pemodal dari kota.
Dibawa oleh Pak Kepala Desa.
Desa itu dibangun, jalan pinggir desa juga dibangun.
Jalan itu sudah bukan jalan setapak lagi.
Di atas kalipun sudah ada jembatan.
Makin banyak orang yang lewat.

Tetangga Pak tani pergi ke kantor lewat jalan itu.
Anak-anak sekolah lewat jalan itu.
Pedagang keliling, tukan rentenir juga lewat jalan itu,
Tahun kemarin bapak bupati juga lewat jalan itu.
Semua orang lewat jalan itu

Kerbau pak tani sudah jarang lewat jalan itu.
Kerbau pak tani makin tua.
Sudah tidak membajak sawah lagi.
Kerbau disembelih. Untuk upacara syukuran desa.
Sekaligus meresmikan nama jalan itu.
“Jalan Kerbau” nama jalan itu, untuk mengenang kerbaunya.
Itu usul pak tani sesepuh desa itu yang paling sepuh.
Pak lurah setuju, tetua-tetua desa setuju. Pak RT setuju.
Pak Camat setuju, pak Bupatipun setuju.
Seluruh warga ikut bangga.
Jalan itu makin terkenal hingga luar desa bahkan luar kota.

Ekonomi warga makin maju.
Itulah berkah jalan itu.
Seluruh warga percaya akan hal itu.
Warga desa akhirnya mengkeramatkan jalan itu.
Pak RT mengkeramatkan jaln itu.
Tetua desa, Pak lurah Pak Camat Pak bupati mengkeramatkan jalan itu.

Tiap tahun didakan uapcara sesaji
Warga desa membuat sesaji.
Membawa dupa dan bunga.
Pak RT membawa sesaji
Pak Lurah membawa sesaji
Pak camat membawa sesaji
Pak Bupati membawa sesaji
Para pelajar membawa sesaji
Mahasiswa membawa sesaji
Tokoh agama membawa sesaji
Para pengusaha membawa sesaji
Semua orang membawa sesaji.
Pak Tani memimpin upacara
Dia tidak membawa sesaji.
Pak tani bercerita pada cucunya.
Menceritakan jalan kerbaunya.
“Semua orang ternyata dungu.
Mereka tak pernah membuat jalan sendiri.
Walau kini kerbau kita sudah pernah lewat.
Tetap saja jalan itu itu jalan kerbau”
 Yogyakarta, 12 November 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar